Kamis 25 May 2017 08:09 WIB

Polisi Cari 'Jaringan' Pelaku Serangan Manchester

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang warga menuliskan ekspresi kesedihannya di pedestrian Manchester, Inggris (23/5)
Foto: Reuters
Seorang warga menuliskan ekspresi kesedihannya di pedestrian Manchester, Inggris (23/5)

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kepolisian Inggris dilaporkan telah menangkap tujuh orang yang diduga terkait dengan serangan di Manchester Arena, Manchester pada Senin (22/5) lalu. Saat ini, penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jaringan di balik peristiwa itu juga sedang dilakukan.

Sejauh ini, pelaku serangan bom yang terjadi sesaat setelah konser penyanyi asal Amerika Serikat (AS) Ariana Grande digelar itu diyakini adalah Salman Abedi. Ia melakukan serangan bom bunuh diri yang membuat sebanyak 22 orang tewas dan 64 lainnya terluka.

Penahanan dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Abedi. Diantaranya adalah sang ayah dan adik laki-lakinya yang berada di Libya. Kemudian kakak laki-laki pelaku yang bernama Ismail ditangkap di Chorlton, wilayah selatan Manchester pada Selasa (24/5).

Laporan terbaru menyebutkan bahwa Kepolisian Inggris menangkap seorang pria yang berada di Wigan pada Rabu (25/5). Pria itu disebut memiliki peran dalam serangan karena ketika kejadian berlangsung, ia diyakini membawa sebuah paket mencurigakan.

Inggris melakukan pengamanan ketat menyusul kemungkinan aksi teror berlangsung kembali. Personil militer saat ini dikerahkan untuk melakulan penjagaan di sejumlah tempat-tempat yang dinilai rawan.

"Serangan yang terjadi di Manchester adalah salah satu yang terburuk dan nampaknya pelaku memiliki jaringan dengan kata lain tidak melakukan aksi teror itu sendirian," ujar Menteri Dalam Negeri Amber Rudd dilansir BBC, Rabu (25/5).

Sementara itu, sejumlah foto yang dikumpulkan oleh pihak berwenang Inggris di lokasi serangan menunjukkan adaya serpihan alat yang diyakini adalah bagian dari alat peledak. Tak ketinggalan, terdapat sisa ransel yang digunakan pelaku untuk meledakkan bom.

Dalam kejadian itu, mayoritas korban adalah remaja dan anak-anak yang baru saja selesai menyaksikan konser Ariana. Beberapa saksi mata saat kejadian mengatakan mereka mendengar sebuah ledakan sekitar pukul 22.30 waktu setempat yang mengguncang seluruh bangunan di sekitar Manchester Arena.

Ariana sendiri dilaporkan dilaporkan tidak mengalami luka dalam kejadian itu. Ia meninggalkan Manchester Arena dengan penjagaan ketat. Namun, saat ini ia membatalkan lanjutan rangkaian tur konser yang setelah Manchester digelar di London, Inggris. Demikian di beberapa negara lainnya yaitu Belgia, Polandia, dan Jerman. Penyanyi berusia 23 tahun itu mengatakan ingin menghargai waktu berduka bagi semua korban dalam kejadian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement