Rabu 12 Jul 2017 21:49 WIB

Mesir Minta Qatar Didepak dari Koalisi Anti-ISIS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga berkumpul untuk berbuka puasa di antara reruntuhan gedung di kawasan Damaskus, Suriah yang dikuasai milisi.
Foto: Bassam Khabieh/Reuters
Warga berkumpul untuk berbuka puasa di antara reruntuhan gedung di kawasan Damaskus, Suriah yang dikuasai milisi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mesir meminta agar Qatar didepak dari koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Abu Zeid ketika berkunjung ke Washington, AS, Selasa (11/7).

"Tidak dapat diterima koalisi untuk memiliki di antara para anggotanya yang mendukung terorisme atau membelanya dalam media mereka," ujar Zeid seperti dilaporkan laman Middle East Monitor, Rabu (12/7).

Menurutnya, alasan itu pula yang menyebabkan negaranya serta Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memboikot Qatar. Ia menilai Qatar bertanggung jawab atas suburnya serangan terorisme di Libya, Suriah.

Oleh sebab itu, Zeid mendesak agar Qatar juga disingkirkan dan dikucilkan oleh anggota koalisi anti-ISIS pimpinan AS. "Koalisi harus terbuka hanya untuk negara-negara yang memiliki pemikiran serupa dalam menangani terorisme," katanya menyinggung Qatar.

Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab telah menyatakan akan melanjutkan sanksi dan blokade mereka terhadap Qatar. Ini merupakan respons dari sikap Qatar yang enggan memenuhi poin-poin tuntutan keempat negara Teluk tersebut.

Pada 5 Juni lalu, keempat negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena dianggap sebagai negara pendukung dan penyokong terorisme. Qatar telah membantah tudingan tersebut, namun keempatnya tetap melakukan pemboikotan, embargo, serta blokade terhada Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement