Kamis 20 Jul 2017 20:42 WIB

Israel Pertimbangkan Tarik Detektor Logam dari Al-Aqsha

Rep: KAMRAN DIKARMA/ Red: Ilham Tirta
Masjid Al Aqsha
Foto: dok.Istimewa
Masjid Al Aqsha

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan pada Kamis (20/7), mengatakan, negaranya sedang mempertimbangkan untuk menarik detektor logam yang dioperasikan di Masjid Al-Aqsha. Namun, hal itu akan diputuskan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali ke negaranya seusai melakukan kunjungan kenegaraan ke Prancis dan Hungaria.

Kendati demikian, Erdan mengatakan, sebenarnya Israel belum mendapat kritik atau penentangan untuk memasang detektor logam di Masjid Al-Aqsha. "Saya tidak ingat ada organisasi atau pakar yang menyatakan penentangannya untuk memasang detektor logam di situs (Masjid Al-Aqsha) itu. Saya pun belum mendengar kutukan di kancah internasional," katanya seperti dilaporkan laman Haaretz.

Namun, pejabat pemerintah dan keamanan Israel telah mendesak Netanyahu untuk menemukan solusi yang memungkinkan melepaskan Israel dari eskalasi terbaru di Yerusalem dengan bermartabat. Hal itu dilakukan agar perpecahan dan kerusuhan tidak merebak ke seluruh Yerusalem dan Tepi Barat. Selain itu, mereka juga khawatir dengan implikasi krisis terhadap hubungan Israel dan Yordania.

Terkait hal ini, Erdan mengungkapkan, keputusan mengenai penarikan detektor logam tetap menjadi wewenang Netanyahu. "Netanyahu diperkirakan akan mengambil keputusan tentang masalah ini saat kembali ke Israel setelah kunjungan ke Prancis dan Hungaria. Tentu (keputusan diambil) setelah berkonsultasi dengan pejabat keamanan senior," katanya.

Ketika ditanya perihal alasan Israel mengoperasikan detektor logam di Masjid Al-Aqsha, Erdan mengungkapkan, tidak mengetahui secara detail pertimbangan yang diambil Netanyahu. "Saya tidak memperhatikan semua pertimbangan tambahan yang diketahui Netanyahu," kata Erdan.

Pada Rabu (19/7), Netanyahu menegaskan, Israel belum akan mundur dari posisinya untuk menggunakan detektor logam di Masjid Al-Aqsha. Detektor tetap akan digunakan untuk mendeteksi dan memeriksa setiap Muslim yang hendak memasuki kompleks situs tersuci ketiga umat Islam tersebut.

Walaupun Gilad Erdan mengklaim belum mendapat kritik dan kecaman atas pemasangan detektor logam di Masjid Al-Aqsha, namun anggota dewan legislatif Palestina dan pemimpin Fatah Hatem Abdel Qader mengatakan, Yordania, Arab Saudi, dan Amerika Serikat (AS) telah memberi tekanan kepada Israel. Mereka menyerukan agar Israel segera menarik detektor logam dari pintu masuk Masjid Al-Aqsha.

Qader mengatakan, kompromi yang ditawarkan AS adalah untuk menarik detektor logam dan hanya mencari mereka yang gerak-geriknya mencurigakan. "Rakyat Palestina bersedia mempertimbangkan usulan semacam itu di mana orang dan tas tertentu yang mencurigakan dicek, tapi tidak semua orang yang hendak memasuki Bukit Bait Suci," ujar Qader.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement