Sabtu 09 Sep 2017 12:39 WIB

Redakan Ketegangan, Qatar dan Arab Saudi Lakukan Komunikasi

Rep: Marniati/ Red: Esthi Maharani
Kota Doha, Qatar.
Foto: EPA
Kota Doha, Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, SAUDI ARABIA -- Pemimpin Qatar dan Arab Saudi menyatakan kesediaan untuk memulai pembicaraan melalui telepon. Komunikasi pada hari Jumat (8/9) antara Emir Sheikh Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman adalah kontak resmi pertama antara Doha dan Riyadh sejak awal krisis lebih dari tiga bulan yang lalu.

Dalam panggilan telepon, yang dilaporkan oleh media pemerintah dari kedua negara, kedua pemimpin tersebut menyatakan kesediaannya untuk mendiskusikan sebuah akhir dari ketegangan yang terjadi. Dalam laporannya tentang seruan dua pemimpin tersebut, Qatar News Agency (QNA)  mengatakan bahwa percakapan telepon tersebut telah dikoordinasikan oleh Presiden AS Donald Trump yang menawarkan untuk menengahi krisis Qatar-Teluk.

Dalam diskusi telepon, Sheikh Tamim dan Mohammed bin Salman menekankan perlunya menyelesaikan krisis ini melalui dialog untuk memastikan kesatuan dan stabilitas Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Emirir Qatar menyambut sebuah proposal oleh pangeran mahkota Saudi untuk menetapkan dua utusan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara yang tidak mempengaruhi kedaulatan negara.

Sementara itu, kantor berita pemerintah Saudi SPA mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengkonfirmasikan percakapan telepon hari Jumat, dengan mengatakan bahwa Sheikh Tamim telah menelepon Mohammed bin Salman dan menyatakan keinginannya untuk membahas tuntutan empat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

"Rincian akan diumumkan kemudian setelah Kerajaan Arab Saudi menyimpulkan sebuah pemahaman dengan Uni Emirat Arab, Kerajaan Bahrain dan Republik Arab Mesir," tambahnya.

Namun SPA kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang  mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri. Dia mengatakan apa yang telah dipublikasikan QNA dalam laporannya tentang panggilan telepon tersebut adalah pemutarbalikan fakta.

"Kerajaan Arab Saudi mengumumkan penghentian setiap dialog atau komunikasi dengan otoritas di Qatar sampai sebuah pernyataan yang jelas dikeluarkan untuk menjelaskan posisinya di depan umum," kata pejabat Kemenlu tersebut.

Sejak 5 Juni Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut dan udara. Negara-negara tersebut menuduh Qatar mendukung terorisme. Qatar telah membantah keras tuduhan tersebut dan mengatakan apa yang dilakukan negara Arab sebagai upaya untuk melanggar kedaulatan Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement