Selasa 12 Sep 2017 09:49 WIB

UNHCR: 3,5 Juta Anak-Anak Pengungsi tak Bersekolah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak etnis Rohingya di pengungsian (ilustrasi).
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Seorang anak etnis Rohingya di pengungsian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA - Lebih dari separuh anak-anak pengungsi di dunia atau sekitar 3,5 juta jiwa, dilaporkan tidak bersekolah. Dalam laporan resmi yang dikeluarkan pada Selasa (12/9), UNHCR mendesak bantuan dana yang lebih besar untuk pendidikan mereka.

"Sekitar 3,5 juta anak tidak mendapatkan pendidikan satu hari pun di sekolah tahun lalu, dari 6,4 juta anak berusia antara lima sampai 17 tahun yang berada di bawah perawatan UNHCR", kata Kepala UNHCR Filippo Grandi dalam laporan itu, dikutip Channel News Asia.

Laporan berjudul "Left Behind: Refugee Education in Crisis" tersebut mengatakan, angka putus sekolah terbaru ini hanya mengalami sedikit perbaikan dari tahun lalu. UNHCR mencatat, tahun lalu ada 3,7 juta anak-anak pengungsi yang tidak bersekolah.

"Pendidikan para pengungsi muda ini sangat penting bagi pembangunan sebuah negara yang damai dan berkelanjutan dari tempat-tempat yang telah menyambut mereka, dan untuk kemakmuran masa depan di negara mereka sendiri," ungkap Grandi.

UNHCR mendesak negara-negara donor untuk meningkatkan investasi dalam pendidikan pengungsi. Mereka juga diminta untuk berkomitmen terhadap pendanaan yang konsisten dari fase darurat dan seterusnya.

Grandi mengatakan, setengah dari 17,2 juta pengungsi di bawah asuhan UNHCR adalah anak-anak. Jika 91 persen anak-anak di dunia menjalani pendidikan di sekolah dasar, maka hanya 61 persen anak-anak pengungsi yang memiliki kesempatan yang sama, meskipun angka ini meningkat dari 50 persen pada 2015.

"Dibandingkan dengan anak-anak dan remaja lainnya di seluruh dunia, kesempatan bagi 6,4 juta anak-anak usia sekolah di bawah asuhan UNHCR semakin berkurang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement