Selasa 19 Sep 2017 13:55 WIB

Ini yang Dilakukan Indonesia Jika Jadi Anggota DK PBB

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu Retno LP Marsudi (kanan) didampingi Wamenlu AM Fachir (kiri).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menlu Retno LP Marsudi (kanan) didampingi Wamenlu AM Fachir (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia masih menggalang dukungan dari negara-negara lainnya untuk mencalonkan diri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2019-2020. Jika terpilih, Indonesia pun akan mengirimkan 4.000 penjaga perdamaian.

"Kita kan punya visi 4.000 peacekeepers. Itu salah satunya. Selain itu ya isu-isu keamanan global itu akan menjadi isu yang kita ikut berkontribusi mencarikan solusinya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia A.M. Fachir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/9).

Fachir mengatakan, selama ini Indonesia berkomitmen untuk turut menjaga dan menciptakan perdamaian serta keamanan dunia. Hal inipun dibuktikan dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke berbagai negara.

Menurut dia, jumlah pasukan perdamaian yang dikirimkan cukup besar. Bahkan, Indonesia masuk dalam delapan terbesar pengiriman pasukan perdamaian.

"Itu lagi-lagi wujud nyata dari kita ikut berkontribusi. Dan keikutsertaan kita atau keanggotaan tidak tetap kita di DK PBB antara lain adalah perwujudan dari itu," ujarnya.

Karena itu, pemerintah juga masih mencari dukungan dari negara lain dalam pencalonan ini melalui sidang Majelis Umum PBB di New York. Menurut dia, lebih dari setengah negara anggota PBB pun telah memberikan dukungannya kepada Indonesia.

"Tentu saja itu yang kita lakukan sekarang, kita ingin meyakinkan negara-negara bahwa kita adalah mitra untuk perdamaian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement