Selasa 19 Sep 2017 15:30 WIB

Indonesia Pilih Kirim Bantuan Rohingya Langsung ke Myanmar

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Pesawat bantuan untuk masyarakat Rohingya akan diberangkatkan ke Chittagong, Bangladesh, Kamis (14/9).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Pesawat bantuan untuk masyarakat Rohingya akan diberangkatkan ke Chittagong, Bangladesh, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengalihkan negara tujuan pendistribusian bantuan untuk masyarakat Rohingya. Jika sebelumnya bantuan ini dikirim ke Bangladesh agar didistribusikan ke kamp pengungsi yang berada di Cox's Bazar, kali ini pemerintah bakal memberangkatkan bantuan ke Myanmar.

Duta Besar RI untuk Myanmar Salman Al-Farisi mengatakan, masyarakat Rohingya sebenarnya masih banyak yang berada di sekitar Rakhine State. Bahkan terdapat 300 lebih desa yang menampung masyarakat Rakhine dan Rohingya. Menurutnya, tidak semua masyarakat yang berada di 300 desa ini lari ke Bangladesh. Diperkirakan 350 ribu orang dari 1,6 juta warga Rohingya yang masuk ke Bangladesh.

"Jadi sebetulnya masih banyak pengungsi yang ada di Rakhine State yang membutuhkan bantuan. Cuman tempatnya di sana memang tersebar tidak terpusat di satu kawasan," kata Salman Al-Farisi ditemui usai rapat koordinasi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (19/9).

Salman menuturkan, selain masyarakat Rohingya yang mengungsi dan mengalami tekanan dari pemerintah dan militer Myanmar, sebenarnya ada juga masyarakat Buddhis yang ikut mengungsi. Jumlah pengungsi yang masih banyak di sekitar Rakhine State ini juga dinilai perlu dibantu pemerintah Indonesia.

Menurutnya, pemerintah Indonesia telah mendapatkan akses mudah dari pemerintah Myanmar untuk menyalurkan bantuan. Akses ini harus bisa dimanfaatkan secara baik.

Meski demikian, dorongan agar pemerintah Myanmar bisa memberikan kedaulatan untuk masyarakat Rohingya tidak bisa dilakukan secara langsung. JMenurut Salman, jika Indonesia terlalu keras mendorong hal tersebut, bisa jadi akses Indonesia justru diputus oleh pemerintah Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement