Ahad 01 Oct 2017 07:53 WIB

AS Buka Peluang Dialog dengan Korut

Rep: Marniati / Red: Endro Yuwanto
Bendera Korut/ilustrasi
Foto: mega-flags.com
Bendera Korut/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING--- Amerika Serikat (AS) menyatakan, secara langsung akan berkomunikasi dengan Korea Utara (Korut) mengenai program nuklir dan misilnya, namun Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk berdialog.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada saat melakukan kunjungan ke Cina.

"Kami sedang menantikannya. Kami bertanya; Apakah Anda ingin berbicara? Kami memiliki jalur komunikasi dengan Pyongyang. Kami tidak dalam situasi gelap," kata Tillerson kepada sekelompok wartawan di Beijing, Sabtu (1/10).

Tillerson mengatakan, komunikasi dapat terjadi secara langsung karena AS memiliki tiga saluran yang terbuka untuk Pyongyang. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci siapa pihak AS yang terlibat dalam komunikasi langsung dengan Korea Utara. "Kami bisa bicara dengan mereka. Kami berbicara dengan mereka, "katanya.

Menurut Tillerson, sikap Korea Utara akan sangat membantu dalam dialog. Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, saat ini tidak ada tanda-tanda bahwa Pyongyang tertarik untuk melakukan pembicaraan.

"Pejabat Korea Utara tidak menunjukkan indikasi bahwa mereka tertarik atau siap untuk melakukan pembicaraan mengenai denuklirisasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.

Tillerson sebelumnya mengakui ada kontak terbatas antara utusan PBB dengan Pyongyang. Namun juru bicara misi Korea Utara ke PBB mengatakan bahwa dia tidak dapat menjelaskan lebih jauh terkait hal ini. Tidak jelas bagaimana dan kapan negosiasi aktual dengan Pyongyang mungkin dilakukan.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih HR McMaster mengatakan, tidak ada syarat untuk perundingan. Dia menambahkan, bagaimanapun, kemampuan Pyongyang terlalu jauh maju untuk membekukan programnya dengan imbalan konsesi.

McMaster juga menolak gagasan untuk bernegosiasi dengan Pyongyang bahkan saat terus mengembangkan program senjata nuklirnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement