Selasa 03 Oct 2017 00:25 WIB

Saksi: Ratusan Tembakan Terdengar di Las Vegas

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Hotel The Mandalay Bay lokasi tempat terduga penembakan Las Vegas, Nevada, AS, Senin (2/10)
Foto: Paul Buck/EPA-EFE
Hotel The Mandalay Bay lokasi tempat terduga penembakan Las Vegas, Nevada, AS, Senin (2/10)

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Penembakan massal yang terjadi di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) membuat setidaknya lebih dari 50 orang tewas. Dari keterangan para saksi mata, ratusan orang panik dan melarikan diri dari lokasi kejadian, yang tepatnya berlangsung di area festival musik pusat kota tersebut.

Saksi mata juga melaporkan tembakan terdengar sangat banyak, bahkan mungkin hingga ratusan kali. Pelaku di balik peristiwa ini diketahui adalah pria bernama Steve Paddock yang meluncurkan serangan dari lantai 32 Hotel Mandalay Bay pada Ahad (1/10) sekitar pukul 22.08 waktu setempat.

Pria yang diidentifkasi berusia 64 tahun itu mengarahkan tembakan kepada kerumunan penonton dalam festival terbuka. Saat itu, setidaknya ada 22 ribu orang yang hadir mengikuti acara tersebut.

Saat kejadian berlangsung, penonton yang panik mendengar suara tembakan langsung berlarian. Banyak orang yang kemudian mencari perlindungan di sekitar area festival, mulai dari hotel, restoran, hingga menuju ke Bandara McCarran.

"Seorang pria terlihat berdarah dan saat itu saya sadar ada kejadian mengerikan serta melihat orang-orang berlari ketakutan. Kekacauan benar-benar terjadi," ujar seorang saksi mata bernama Mike Thompson kepada BBC, Senin (2/10).

Kepolisian Las Vegas melaporkan ada 200 orang yang terluka dalam penembakan ini. Kemudian keterangan lainnya dari petugas penyelamat 406 orang telah dibawa ke rumah sakit sesaat setelah kejadian berlangsung.

Banyak hotel di sekitar lokasi kejadian, yaitu Las vegas Strip yang sementara berada dalam penjagaan. Polisi juga menutup area tersebut hingga situasi dianggap kondusif.

Penembakan yang terjadi di Las Vegas kali ini sangat mengejutkan warga AS dan dunia. Di negara adidaya itu, peristiwa semacam ini mungkin bukan yang pertama terjadi. Namun, warga Amerika tetap dianggap lebih aman karena aksi terkait teror maupun serangan brutal dianggap masih sangat jarang terjadi.

Motif pelaku di balik penembakan massal ini masih dalam penyelidikan polisi. Paddock diketahui menyimpan senjata dalam jumlah besar di kamar hotel tempat ia meluncurkan serangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement