Rabu 04 Oct 2017 11:41 WIB

Infrastruktur Rusak Parah, Anak-Anak Puerto Riko tak Sekolah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Mata badai
Foto: Daily Mail
Mata badai

REPUBLIKA.CO.ID, SAN JUAN - Jalanan yang rusak parah dan aliran listrik yang padam selama beberapa hari terakhir, membuat anak-anak Puerto Riko terancam tidak dapat bersekolah. Sejumlah sekolah diperkirakan tidak dapat dibuka kembali selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah badai melanda.

Pulau ini merupakan rumah bagi salah satu sistem sekolah terbesar dan termiskin di AS. Sebanyak 347 ribu siswa memenuhi lebih dari 1.100 sekolah yang tersebar di seluruh pulau.

 

Penutupan sekolah akibat badai tidak hanya menunda pendidikan bagi anak-anak, tetapi juga memutus jalur kehidupan bagi siswa yang bergantung pada sekolah untuk makan siang gratis dan minum air bersih.

 

Pejabat setempat tidak dapat menentukan kapan semua sekolah akan dibuka kembali. Namun untuk sementara mereka berencana untuk menggunakan gedung kampus sebagai pusat layanan siswa.

 

Siswa dapat datang untuk makan siang dan mengikuti kelas informal setengah hari. Di pusat layanan ini, keluarga mereka juga dapat memperoleh air minum bersih dan bertemu dengan petugas bantuan bencana.

 

Baru sepuluh sekolah yang telah dibuka di Ibu Kota San Juan, pada Senin (2/10) dan selusin lainnya dijadwalkan akan dibuka pekan ini. "Yang ingin kita lakukan adalah membuka sekolah sehingga mereka punya tempat untuk mendapatkan pertolongan," kata Julia Keleher, Menteri Pendidikan Puerto Riko.

 

Badai telah mendorong banyak keluarga dari pulau ini untuk menyekolahkan anaknya ke daratan AS. Sistem sekolah dari Upstate New York hingga South Florida telah mendaftarkan siswa baru dari Puerto Riko sejak badai tersebut terjadi.

 

Sekolah Umum di Miami-Dade County juga telah menyambut 31 siswa baru dari wilayah tersebut pekan lalu. "Kami percaya hal ini akan tumbuh secara eksponensial," kata Inspektur Alberto M. Carvalho dari Miami-Dade.

 

Meski Puerto Riko mengadapi berbagai tantangan, membuka kembali sekolah dan menyediakan tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, harus menjadi prioritas utama. Di luar sekolah, anak-anak dapat menghadapi risiko lain, termasuk luka akibat terkena puing-puing.

 

Selain itu, masyarakat juga khawatir anak-anak akan jatuh sakit karena minum air yang terkontaminasi. Banyak orang tua yang ingin kembali bekerja atau membangun rumah, tapi mereka tidak bisa karena tidak ada yang merawat anak mereka.

 

"Anak-anak secara harfiah berada di jalanan tanpa ada yang bisa dilakukan, tanpa mendapatkan dukungan apapun," kata Ricardo Agudelo, kepala Centro de Ayuda Social, lembaga kemanusiaan yang menyediakan makanan gratis untuk para tunawisma dan program sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

 

Presiden serikat guru Puerto Riko, Aida Diaz, mengatakan dia telah mensurvei sekolah-sekolah di dan sekitar San Juan. Beberapa telah kehilangan atap dan semua jendelanya rusak. Sebagian lainnya tinggal tersisa puing-puing.

 

Sistem sekolah di Puerto Riko telah mengalami kesulitan keuangan bahkan sebelum badai Maria melanda. Saat krisis ekonomi terjadi, sejumlah keluarga meninggalkan Puerto Riko dan membawa serta anak-anak mereka.

 

Sistem sekolah telah kehilangan sekitar 18 ribu siswa selama setahun terakhir. Saat pulau ini bergulat dengan krisis utang yang semakin parah, Menteri Pendidikan memutuskan untuk menutup 179 sekolah untuk menghemat 7 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement