Jumat 06 Oct 2017 03:45 WIB

Pelanggan Takut AS Perketat UU Kepemilikan Senjata

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nidia Zuraya
Berbagai jenis senjata di sebuah toko senjata di AS
Foto: VOA
Berbagai jenis senjata di sebuah toko senjata di AS

REPUBLIKA.CO.ID, GEORGIA -- Selama lebih dari setahun, Georgia Gun Store di Gainesville, Georgia tidak pernah meminta tambahan stok sebuah aksesori yang mengubah senapan semi otomatis menjadi senjata yang mampu menembakkan ratusan putaran per menit.

Tapi setelah kejadian penembakkan massal  yang dilakukan Stephen Paddock pada Ahad di Las Vegas, toko tersebut mendapatkan banyak panggilan dari para pelanggan yang menanyakan tentang produk tersebut. Rupanya para pelanggan takut ada adanya larangan pembelian produk tersebut melalui undang-undang (UU).

Pemilik toko, Kellie Weeks mengatakan, beberapa distributor kehabisan stok saat dia meminta mereka untuk mengirim tambahan produk. "Siapa saja yang ingin mendapatkannya mungkin hanya khawatir mereka akan dilarang membeli," kata Weeks, Kamis (5/10).

Pihak berwenang mengatakan, Paddock memiliki 12 senapan yang dilengkapi bump stocks di kamar hotelnya. Meningkatnya minat pada bump stocks selalu terjadi mengikuti peristiwa penembakkan massal.  

Para pemilik senjata khawatir adanya penembakakkan massal undang-undang kontrol senjata akan semakin ketat. Saham perusahaan senjata juga naik dalam perdagangan pasar menyusul serangan hari Ahad (1/10).

Senator AS Dianne Feinstein memperkenalkan sebuah undang-undang yang akan melarang pembelian  bump stocks  dan perangkat lain yang mudah dan harganya murah untuk memodifikasi senjata legal menjadi senapan mesin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement