Rabu 11 Oct 2017 11:41 WIB

Inggris Berkomitmen Pertahankan Kesepakatan Nuklir Iran

Rep: KAMRAN DIKARMA/ Red: Winda Destiana Putri
Nuklir
Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menegaskan komitmen Inggris terhadap kesepakatan nuklir Iran yang disepakati pada 2015. Hal tersebut disampaikan May ketika melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (10/10).

Percakapan antara May dan Trump ini terjadi menjelang keputusan penting AS mengenai apakah Iran mematuhi persyaratan dalam kesepakatan nuklir yang dicapai pada 2015 lalu. Seperti diketahui, Trump telah menyatakan keraguannya terhadap kesepakatan tersebut dan menuding Teheran memiliki senjata nuklir dan rudal yang berbahaya.

Pekan lalu, seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa Trump menganggap kesepakatan nuklir Iran sebagai rasa malu. Trump pun menyatakan bahwa kesepakatan tersebut adalah kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.

Di tengah situasi demikian, Theresa May menyatakan bahwa Inggris, sebagai salah satu negara yang tercatat dalam kesepakatan nuklir Iran, akan mempertahankan kesepakatan tersebut. “Perdana menteri (May) menegaskan kembali komitmen Inggris yang kuat terhadap kesepakatan tersebut (nuklir Iran) di samping mitra ekonomi kami, dengan mengatakan bahwa hal itu sangat penting untuk keamanan regional,” kata kantor Theresa May dalam sebuah pernyataan.

“Perdana menteri menekankan bahwa penting agar kesepakatan dipantau dan ditegakkan dengan baik,” kata kantor May menambahkan dalam keterangannya.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa Iran telah memperkuat komitmen terkait program nuklirnya. Kementerian Luar Negeri Inggris meminta agar Trump tidak membahayakan keamanan di wilayah tersebut. “Kesepakatan nuklir adalah kesepakatan penting yang menetralisir ancaman nuklir Iran,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.

Menurut Johnson, kesepakatan nuklir Iran adalah buah perjuangan diplomasi selama 13 tahun. “Kesepakatan ini adalah puncak dari 13 tahun diplomasi yang melelahkan dan telah meningkatkan keamanan, baik di wilayah ini maupun di Inggris. Implikasi keamanan inilah yang terus kita dorong untuk dipikirkan AS,” ujarnya.

 

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement