Jumat 13 Oct 2017 20:07 WIB

Malaysia Hentikan Kegiatan Impor dari Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia dilaporkan telah menghentikan semua kegiatan impor dari Korea Utara (Korut). Hal itu dilakukan Malaysia sebagai bagian dari upaya global memangkas dana Pyongyang untuk program nuklir dan rudalnya.

Malaysia telah menjadi sumber pendapatan utama Korut. Negeri Jiran ini diketahui telah menjadi salah satu dari sedikit negara yang meningkatkan nilai impornya dari Korut dalam beberapa tahun terakhir. Yakni dari hanya 1.183 ringgit (311 dolar AS) pada 2012 menjadi 8,3 juta ringgit atau sekitar 35 juta dolar AS pada 2016.

Sebuah data menunjukkan Malaysia telah membeli batu bara senilai 3,4 juta dolar AS dan 16,6 juta dolar AS produk tar batu bara Korut pada Maret lalu. Ini merupakan kali pertama Malaysia membeli batu bara dari Korut setidaknya sejak 2012.

Selain batu bara, yang memang menjadi komoditas utama Korut, Malaysia juga mengimpor barang-barang lainnya dari negara tersebut. Antara lain hasil laut, peralatan medis, alat pemadam kebakaran, mie instan, dan lainnya.

Keakraban Kuala Lumpur dengan Pyongyang tidak hanya terjalin dalam bidang ekonomi. Kedua negara juga diketahui menerapkan perjalanan bebas visa bagi masing-masing warga negaranya. Tak hanya itu, Malaysia pun menampung cukup banyak pekerja asing dari Korut.

Kendati demikian, hingga saat ini Kementerian Luar Negeri Malaysia belum memberikan keterangan resmi atau komentar perihal penghentian kegiatan impor dari Korut.

Sejak bulan lalu, keakraban Malaysia dengan Korut mulai merenggang, tepatnya ketika Perdana Menteri Malaysia Najib Razak melarang warganya melakukan perjalanan ke negara tersebut. Pelarangan dilakukan dua pekan setelah Najib bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington.

Pascapertemuan tersebut, Trump mengungkapkan tentang kesediaan Malaysia menghentikan aktivitas perdagangannya dengan Korut. "Perdana Menteri Najib Razak tidak akan melakukan bisnis dengan Korut lagi dan kami merasa itu sangat penting," kata Trump kala itu.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan renggangnya hubungan Malaysia dengan Korut adalah insiden pembunuhan Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Kim Jong-nam merupakan saudari tiri pemimpin Korut Kim Jong-un. Menurut AS dan Korea Selatan, pembunuhan tersebut diperintahkan langsung oleh Kim Jong-un.

Setelah pembunuhan tersebut, Malaysia dan Korut terlibat pertikaian. Malaysia bahkan mengusir Kang Chol, duta besar Korut untuk negaranya. Pengusiran dilakukan setelah Chol menuding Malaysia bersekongkol dengan kekuatan asing untuk menyudutkan Korut terkait pembunuhan Kim Jong-nam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement