Ahad 12 Nov 2017 14:08 WIB

Tuduhan Penculikan Fethullah Gulen kepada Flynn tidak Benar

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
Ulama Turki yang tinggal di AS,  Fethullah Gulen.
Foto: reuters
Ulama Turki yang tinggal di AS, Fethullah Gulen.

REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT -- Tuduhan adanya rencana untuk menyingkirkan seorang ulama Muslim ke Turki, yang dituduhkan kepada mantan pejabat Gedung Putih Michael Flynn, merupakan suatu hal yang tidak benar. Dalam dugaan tersebut, Mantan Direktur CIA James Woolsey mengatakan bahwa Flynn dan anaknya akan menerima hingga 15 juta dolar AS untuk merebut Fethullah Gulen dari kediamannya di Pennsylvania, AS, dan membawanya ke Pemerintah Turki.

Hal tersebut dikatakan oleh pengacara Flynn, Robert Kelner. "Bahwa tuduhan terhadap mantan penasihat keamanan national Michael Flynn dan putranya, yang bertemu dengan perwakilan Turki untuk membahas sebuah rencana untuk menyingkirkan Fethullah Gulen, merupakan tuduhan yang keterlaluan," ucapnya, Ahad (12/11).

Pemerintah Turki sebelumnya menuduh Gulen dalang di balik kudeta yang gagal pada Juli 2016. Dimana sekelompok tentara berusaha mengambil alih pemerintahan pemerintah Turki dan Pemerintah Turki menuding Gulan sebagai dalang dari peristirmwa tersebut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali meminta ekstradisi Gulen dari AS, di mana dia tinggal di Pennsylvania.

Menurut The Wall Street Journal, Flynn yang keluar dari jabatannya setelah menyesatkan Gedung Putih saat bertemu dengan seorang utusan Rusia sebelum Donald Trump mulai menjabat. Ia mendiskusikan bahwa Gulen telah diangkut dengan jet pribadi ke pulau tahanan Imrali, Turki.

Penyelidikan tersebut difokuskan pada sebuah pertemuan pada pertengahan Desember antara Flynn, yang bertugas di tim transisi Gedung Putih pada saat itu, dengan pejabat Turki di New York.

Sementara itu, NBC mengatakan, bahwa penyelidik federal juga melihat apakah Flynn mencoba untuk mendorong kembalinya Gulen ke Turki ketika ia masih menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

Tapi Kelner dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut. Dia mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa, sebagai suatu peraturan, mereka menghindari menanggapi rumor dan tuduhan media.

"Tapi berita hari ini telah membawa tuduhan tentang Jenderal Flynn, mulai dari penculikan hingga penyuapan, yang sangat memalukan dan merugikan," katanya. Ia juga menambahkan, "Bahwa mereka (pemberitaan media) salah," katanya seperti yang dilansir dari BBC News, Ahad (12/11)

Mantan Kepala CIA, James Woolsey, yang juga anggota dewan untuk konsultasi Flynn, di perusahaan Flynn Intel Group, sebelumnya mengatakan kepada CNN tentang sebuah pertemuan yang melibatkan pejabat Turki pada September 2016. "Setidaknya ada beberapa saran kuat dari satu orang Amerika atau lebih yang hadir dalam pertemuan tersebut bahwa kita bisa, Amerika Serikat bisa, melalui mereka untuk dapat menahan Gulen," katanya.

Namun, seorang juru bicara perusahaan tersebut menolak Flynn telah mendiskusikan tindakan ilegal dengan para pejabat tersebut. Flynn merupakan pejabat pertama di Gedung Putih yang mengundurkan diri setelah Presiden AS Donald diangkat menjadi presiden. Ia mengundurkan diri setelah 23 hari bertugas.

Letnan jenderal yang sudah pensiun tersebut mengakui berbohong kepada Wakil Presiden Mike Pence tentang sebuah pertemuan dengan duta besar Rusia di mana pencabutan mengenai sanksi AS dibahas. Flynn juga gagal mendaftar sebagai pelobi pemerintah Turki saat dia meminta izin keamanan Gedung Putih.

sumber : Reuters/BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement