Selasa 28 Nov 2017 20:35 WIB

RI-Cina Bahas Kerja Sama Nuklir

Rep: Andrian Saputra/ Red: Budi Raharjo
Pertemuan Tingkat Tinggi ke-3 di Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Cina di Solo.
Foto: republika/rizkyan adhiyudha
Pertemuan Tingkat Tinggi ke-3 di Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Cina di Solo.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Pemerintah Indonesia terus membahas kerja sama nuklir dengan Cina. Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, tujuannya pengembangan penggunaan nuklir secara damai adalah terkait pemanfaataanya di bidang energi.

Nasir mengatakan, Indonesia dinilai memiliki teknologi yang unggul di bidang kesehatan dan obat-obatan serta pengembangan makanan. Namun, kecanggihan teknologi belum dimiliki Indonesia dalam hal nuklir terkait energi. Sementara Cina, dia melanjutkan, sudah memiliki keunggulan dalam hal tersebut.

"Jadi ini yang sangat penting karena kita memanfaatkan peluang, kita punya limitation dalam masalah resouces tinggal bagaimana kita senergi dalam resouces itu," kata Nasir.

Dia mengatakan, kerja sama nuklir dengan Cina diharapkan dapat berjalan cepat. Sebab, lanjut dia, teknologi tersebut dapat berjalan baik pada 2019 nanti dan berjalan sukses pada 2025 mendatang.

Kerja sama dalam bidang nuklir dengan Cina sebenarnya sudah dilakukan Indonesia sejak tahun lalu yang masuk dalam bahasan pertemuan tingkat tinggi RI-Cina. Salah satu bahasan dalam pertemuan itu adalah program gabungan pengembangan High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR) antara China Nuclear Engineering Group Corporation (CNEC) dan BATAN.

Pembahasan kelanjutan kerja sama itu kemudian dilanjutkan dalam pertemuan tingkat tinggi tahun ini namun ditunda. Deputy Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono mengatakan, penundaan dilakukan karena masing-masing negara memiliki kepentingan tersendiri. "Dan kita tentu ingin supaya betul-betul clear antara agar keduanya punya manfaat jelas," kata Agus Sartono.

Kendati, Agus mengatakan, kerjasama terkait pengembangan tekonologi HTGR akan kembali dilanjutkan dalam pertemuan tingkat tinggi tahun depan. Bersamaan dengan kerjasama di bidang olahraga yang juga sempat tertunda dan pengembangan sangiran dan pusat peninggalan di Cina yang setara dengan sakiran.

"Juga kerja sama pendidikan dan kebudayaan yang sudah habis di 2015 tapi belum bisa diselesaikan sekarang," katanya.

Sebelumnya, RI-Cina direncanakan menandatangi tujuh bidang nota kesepahaman yang meliputi Kerja Sama Rencana Aksi Tiga Tahun di Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi (2018-2020) Pelaksanaan Rencana Pendirian Pusat Penelitian Bersama Indonesia-China di Bidang Konstruksi Pelabuhan serta Pencegahan dan Mitigasi Bencana.

Kemudian, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Kesehatan, Pelaksanaan Rencana Kerja Sama di Bidang Taman Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Film, Kesepakatan untuk Kerja Sama untuk Penggunaan Energi Nuklir Secara Damai dan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pemuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement