Kamis 07 Dec 2017 00:01 WIB

Program Pangan Dunia Hentikan Bantuan di Ukraina Timur

Keluarga Ukraina membawa seluruh miliknya menggunakan sepeda meninggalkan Slovyansk, timur Ukraina.
Foto: ap
Keluarga Ukraina membawa seluruh miliknya menggunakan sepeda meninggalkan Slovyansk, timur Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Selasa akan menghentikan penyaluran pangan kepada masyarakat terdampak perang di Ukraina timur pada akhir Februari akibat kekurangan dana, meski terjadi peningkatan jumlah warga kelaparan.

Juru bicara Organisasi Pangan Dunia (WFP) mengatakan dalam pernyataan kurangnya sumber daya telah mempersulit keadaan bagi badan tersebut untuk mempertahankan kegiatannya di Ukraina.

"Kegiatan WFP untuk memberikan bantuan pangan kepada mereka yang rentan, akibat terdampak konflik di bagian timur Ukraina akan dilanjutkan selama dua bulan pada musim dingin ini dan kemudian akan diberhentikan," kata juru bicara tersebut.

Ia menambahkan WFP akan tetap berada di sana untuk melakukan kegiatan terbatas, setidak-tidaknya hingga pertengahan 2018 dan akan terus memantau situasinya.

Langkah tersebut diambil ketika pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia di wilayah timur mencapai musim dingin keempatnya dan sekitar 1,2 juta warga Ukraina berjuang untuk melawan kelaparan dalam tabel tahun ini, naik dari 620 ribu pada 2016, menurut data PBB.

"Warga yang kekurangan makanan pada dasarnya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dan WFP tidak memiliki dana untuk melanjutkan kegiatannya," kata perwakilan utama PBB di negara tersebut, Neal Walker, dalam wawancara pada Selasa.

Lebih dari 10 ribu orang, termasuk 2.500 warga sipil tewas sejak kekerasan pecah pada 2014, dan 1,6 juta lagi terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka. Perang telah mempengaruhi hampir satu dari 10 warga Ukraina, meninggalkan lebih dari 3 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Tahun lalu, PBB meminta dana sekitar 200 juta dolar AS untuk mengatasi krisis, sebuah permohonan batuan dana yang sangat kecil dibandingkan permohonan dana kemanusiaan dunia yang bernilai 22,2 miliar dolar AS. Namun, sejauh ini mereka hanya menerima dana kurang dari 30 persennya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement