Jumat 08 Dec 2017 11:17 WIB

Rusia Ingin Jadi Penengah Pembicaraan AS dengan Korea Utara

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.
Foto: EPA / KCNA
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengungkapkan Korea Utara (Korut) siap untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat (AS). Ia pun telah menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ketika keduanya bertemu di sebuah konferensi internasional di Wina, Austria, Kamis (7/12).

"Kami tahu bahwa Korut ingin, di atas segalanya, untuk berbicara dengan AS tentang jaminan keamanannya. Kami siap mendukungnya (proses pembicaraan), " kata Lavrov dalam konferensi tersebut, seperti dilaporkan laman the Guardian.

Ia menekankan Rusia siap terlibat dalam proses pembicaraan kedua negara yang saat ini kerap terlibat perang urat syaraf tersebut. "Kami siap untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi negosiasi semacam itu. Rekan-rekan Amerika kami, termasuk Rex Tillerson, telah mendengar hal ini," ujar Lavrov.

Kendati demikian, Tillerson belum memberikan tanggapan langsung terkait penawaran Lavrov. Namun posisi Departemen Luar Negeri AS masih cukup jelas, yakni Korut harus melepaskan program senjata nuklirnya sebelum negosiasi atau dialog dapat dimulai.

Baru-baru ini Korut kembali mengecam AS karena menggelar latihan militer gabungan dengan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menilai, latihan gabungan tersebut telah membawa sumbu perang ke Semenanjung Korea. "Pertanyaan yang tersisa sekarang adalah, kapan perang itu akan pecah?" kata Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan.

Saat ini Korut tengah berambisi untuk merampungkan program rudal balistik antarbenua dengan hulu ledak nuklir. Rudal ini digadang-gadang akan digunakan untuk menyerang sekaligus melindungi dirinya dari ancaman AS.

Akhir bulan lalu Korut kembali menguji rudal balistiknya. Korut mengklaim rudal tersebut merupakan rudal balistik antarbenua dan telah sukses diuji coba. Rudal terbarunya ini dilaporkan dapat mencapai ketinggian 4.500 kilometer dengan daya jelajah 960 kilometer. Dengan demikian, para pakar pertahanan memprediksi bahwa rudal Korut telah memiliki kemampuan untuk menjangkau daratan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement