Jumat 08 Dec 2017 13:07 WIB

Mantan Presiden Argentina Dituding Terlibat Kasus Pemboman

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner
Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Seorang hakim di Argentina meminta senat di negaranya mengizinkan penangkapan terhadap mantan presiden Cristina Fernandez de Kirchner. Hakim bernama Claudio Bonadio itu menuding, Fernandez bersekongkol dengan Iran dan menutup-nutupi peranan Teheran dalam serangan bom di sebuah pusat Yahudi di Buenos Aires pada 1994. Serangan tersebut menyebabkan 85 orang tewas dan ratusan lainnyaluka-luka.

Dalam pernyataannya, Bonadio menyebut, Fernandez berusaha menegosiasikan kesepakatan rahasia untuk mendapatkan konsesi perdagangan dengan Iran. Konsesi ini merupakan imbalan untuknya atas disamarkannya peran Iran dalam serangan pusat Yahudi AMIA pada 1994 lalu.

Bonadio meminta anggota parlemen Argentina mencabut kekebalan hukum Fernandez yang dia dapatkan sewaktu di sumpah menjadi senator pekan lalu. Setelah itu, ia meminta, segera diterbitkan izin penangkapan terhadap Fernandez dan sekutu terdekatnya.

Surat perintah penangkapan Fernandez dapat didasarkan pada penyelidikan tahun 2015 oleh seorang jaksa bernama Alberto Nisman. Ia meninggal secara misterius hanya beberapa hari setelah mengajukan tuntutannya terhadap Fernandez di pengadilan.

Nisman ditemukan tewas bergelimangan darah di kamar mandinya pada 18 Januari 2015. Kematiannya terjadi setelah Nisman menuding Fernandez mengarang cerita untuk menutupi keterlibatan orang-orang Iran dalam serangan di pusat Yahudi AMIA. Tuduhan Nismanini berangkat dari rekaman telepon milik sekutu dekat Fernandez.

Dalam percakapan telepon tersebut Nisman mengatakan, terdapat sebuah konspirasi dan negosiasi kesepakatan perdagangan. Iran disebut siap menyuplai minyaknya ke Argentina bila pemerintahan yang dipimpin Fernandez saat itu berhasil mengugurkan surat perintah penangkapan Interpol terhadap pejabat senior Teheran yang dituding merencanakan pemboman pusat Yahudi AMIA.

Nisman pun tewas beberapa hari setelah menyingkap dugaan konspirasi tersebut. Laporan awal kepolisian dan autopsi tidak menemukan tanda-tanda adanya orang lain yang hadir ketika Nisman tewas. Polisi federal menyimpulkan sang jaksa menembak dirinya sendiri. Namun bulan lalu, pemeriksaan ulang terhadap bukti kasus Nisman menunjukkan bahwa dia dibunuh.

Pada sebuah konferensi pers pada Kamis (7/12) sore waktu setempat, Fernandez menyangkal tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Tidak ada kejahatan, tidak ada kasus. "Bonadio tahu itu," kata Fernandez, dikutip laman the Guardian.

Menururtnya, pemerintahan saat ini pun tahu bahwa dirinya tak terlibat konspirasi apapun dengan Iran. Pemerintah mengetahuinya. "Presiden (Mauricio) Macri juga tahu itu," ujarnya.

Kendati demikian, rekan atau sekutu Fernandez terkait dugaan kasus konspirasi ini telah ditangkap otoritas Argentina pada Kamis. Mereka adalah mantan sekretaris hukum Fernandes Carlos Zannini dan seorang aktivis sosial bernama Luis DElia. Keduanya ditengarai berperan sebagai perantara atau penghubung antara Fernandez dengan pihak Iran.

Ketika ditangkap, Luis DElia sempat memberontak. "Bebaskan semua tahanan politik. Ini adalahkasus politik, mereka ingin mempermalukan oposisi," teriak DElia ketika ditangkap.

Selain Zannini dan DElia, mantan menteri luar negeri Argentina Hector Timerman juga ditahan. Namun, ia hanya dikenakan status tahanan rumah karena sedang didera masalah kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement