Rabu 13 Dec 2017 10:52 WIB

Utusan PBB: Korut tak Miliki Komitmen Berunding

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman mengatakan Korea Utara (Korut) tidak menawarkan komitmen apa pun untuk berunding selama kunjungannya ke Pyongyang pekan lalu. Namun Feltman yakin dia telah membuat Korut bersedia membuka pintu perundingan.

 Feltman, pejabat tingkat tinggi PBB pertama yang mengunjungi Korut sejak 2011, bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut Ri Yong-ho dan Wakil Menteri Korut Pak Myong-guk. Kunjungan empat hari itu digambarkannya sebagai misi terpenting yang pernah dia lakukan.

 

"Waktu akan memberi tahu apa dampak dari diskusi kami, tapi saya pikir kami telah membiarkan pintu terbuka dan saya sangat berharap pintu menuju solusi yang dinegosiasikan sekarang akan terbuka luas," kata Feltman kepada wartawan setelah melapor kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa (12/12).

 

"Mereka butuh waktu untuk mencerna dan mempertimbangkan bagaimana mereka akan menanggapi pesan kami," tambah dia. Feltman yakin Ri akan menjelaskan diskusi itu kepada pemimpin Korut Kim Jong-un.

 

Menlu AS Rex Tillerson pada Selasa (12/12) mengumumkan akan memulai pembicaraan langsung dengan Korut tanpa prasyarat. Hal ini bertolak belakang dengan keinginan AS sebelumnya, bahwa Pyongyang harus terlebih dahulu melepaskan senjata nuklirnya.

 

Feltman mengatakan dia meminta Korut untuk memberi sinyal jika mereka siap mempertimbangkan perundingan dan membuka jalur komunikasi teknis, seperti hotline militer-ke-militer. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko dan untuk mencegah kesalahpahaman dalam mengelola krisis.

 

"Mereka mendengarkan dengan serius argumen kami. Mereka tidak menawarkan komitmen apa pun kepada kami pada saat itu," kata Feltman.

 

Dia mengatakan PBB dapat bertindak sebagai fasilitator. Feltman menggambarkan kunjungannya sebagai kunjungan yang konstruktif dan produktif.

 

"Orang-orang yang kami temui mendengarkan dengan saksama argumen kami, mereka mengeksplorasi pemikiran kami, mereka mengajukan pertanyaan, mereka berdebat dengan kami, namun pada akhirnya mereka harus mempertimbangkan apa yang kami katakan dan membicarakannya secara internal, membicarakannya dengan kepemimpinan mereka," paparnya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement