Sabtu 23 Dec 2017 14:20 WIB

Tanah Longsor dan Banjir Filipina Tewaskan 90 Orang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Tanah longsor di Filipina.
Foto: Philstar
Tanah longsor di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID,MANILA -- Terjangan badai tropis di Filipina telah memicu bencana tanah longsor dan banjir di sejumlah wilayah. Sebanyak 90 orang dilaporkan tewas, sementara puluhan lainnya masih dinyatakan hilang, pada Sabtu (23/12).

Ryan Cabus, pejabat Kota Tubod, mengatakan korban tewas sebagian besar berada di pulau selatan Mindanao. Menurutnya, jalur listrik dan komunikasi ke daerah tersebut telah terputus, sehingga menyulitkan upaya penyelamatan. "Kami masih mencoba mengkonfirmasi laporan tentang sebuah desa pertanian yang terkubur oleh tanah longsor," kata Cabus ditulis Reuters.

Biro cuaca Filipina mengatakan badai telah mengumpulkan kekuatan di atas Laut Sulu dan membawa angin dengan kecepatan 80 km per jam. Angin kemudian bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20 km per jam.

Badai akan menuju laut pada Sabtu (23/12) tengah hari dan akan pindah dari Filipina pada Senin (25/12). Tim penyelamat, tentara, polisi, dan relawan telah dikerahkan untuk mencari korban selamat di bawah puing-puing dan memulihkan aliran listrik serta sistem komunikasi.

Sebanyak 39 orang tewas di Kota Tubod, El Salvador, dan Munai di Provinsi Lanao del Norte. Sementara di Provinsi Zamboanga del Norte, polisi mengatakan 30 orang telah dinyatakan tewas di Kota Sibuco dan enam tewas di Salug.

Tiga orang dilaporkan tewas di Provinsi Bukidnon dan tujuh orang tewas di Provinsi Lanao del Sur akibat tenggelam dalam banjir bandang. Sedikitnya 64 orang dilaporkan hilang dalam banjir dan tanah longsor.

Filipina diterjang oleh sekitar 20 topan setiap tahun, yang membawa kematian dan kehancuran. Pekan lalu, 46 orang tewas di Filipina tengah saat topan menerjang. Pada 2013, topan super Haiyan membunuh hampir 8.000 orang dan menyebabkan 200 ribu keluarga kehilangan tempat tinggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement