Selasa 26 Dec 2017 10:22 WIB

Kanada Usir Diplomat Venezuela

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Reiny Dwinanda
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dianggap telah merampas hak demokratis warganya oleh Kanada. Sementara itu, Venezuela menganggap Kanada telah terlalu jauh mencampuri urusan dalam negerinya.
Foto: AP/Fernando Llano
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dianggap telah merampas hak demokratis warganya oleh Kanada. Sementara itu, Venezuela menganggap Kanada telah terlalu jauh mencampuri urusan dalam negerinya.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada mengumumkan bahwa pihaknya telah mengusir duta besar Venezuela untuk Ottawa, Wilmer Barrientos Fernandez dan kuasa hukumnya Angel Herrera.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan, tindakan tersebut merupakan pembalasan atas pengusiran diplomat seniornya dari Ibu Kota Venezuela, Caracas pada akhir pekan lalu.

Venezuela menuduh Kanada mencampuri urusan dalam negerinya. Sementara itu, Kanada telah mengkritik pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengenai catatan hak asasi manusianya.

Lebih dari 120 orang tewas dalam bulan-bulan demonstrasi anti-pemerintah awal tahun ini.

"Orang-orang Kanada tidak akan diam saja saat Pemerintah Venezuela merampas hak demokratis dan hak asasi manusia warga negaranya dan menutup akses mereka terhadap bantuan kemanusiaan dasar," kata Freeland dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip di BBC, Selasa (26/12).

"Kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami di wilayah tersebut untuk memberi tekanan pada rezim Maduro yang anti-demokrasi dan mengembalikan hak-hak rakyat Venezuela," ujarnya.

Freeland mengatakan, Barrientos sudah berada di luar negeri dan tidak akan diizinkan untuk kembali, sementara Herrera diminta untuk pergi.

Campur tangan

Kanada telah memberlakukan sanksi terhadap pejabat senior Venezuela dalam sebuah langkah yang membuat marah pemerintah Venezuela.

Kepala Majelis Konstituante Venezuela yang berkuasa, Delcy Rodriguez, mengumumkan pada hari Sabtu (23/12) bahwa mereka mengumumkan kuasa hukum Kanada di Caracas, Venezuela, Craig Kowalik, sebagai persona non grata (orang yang tidak dapat diterima atau tidak disukai).

Rodrguez menuduh Kowalik dengan mengatakan, Kowalik telah melakukan "campur tangan permanen dan sangat jelas, kasar dan vulgar dalam urusan dalam negeri Venezuela".

Ia juga mengusir duta besar Brasil, Ruy Pereira, atas dugaan pelanggaran hukum.

AS telah menjatuhkan sanksi kepada Maduro dan pemerintahan Trump memberi julukan Maduro sebagai seorang yang diktator.

Oposisi juga menuduh Maduro dan pendahulunya, mendiang Hugo Chavez, telah menghancurkan ekonomi negara tersebut dengan kebijakan sosialis mereka.

Venezuela memiliki tingkat inflasi tertinggi di dunia dan selama bertahun-tahun telah menderita kekurangan bahan pokok, termasuk obat-obatan. 

Masa enam tahun pemerintahan Maduro akan berakhir pada 2019. Dia diperkirakan akan memperpanjang masa jabatannya dalam pemilihan yang dijadwalkan tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement