Senin 08 Jan 2018 08:37 WIB

Donald Trump Ingin Menggelar Fake News Awards, Acara Apa?

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump
Foto: Bloomberg
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menggelar penghargaan berita palsu atau Fake News Awards. Dia berjanji akan mengumumkan media yang paling tidak jujur dan korup.

Namun sepertinya pengumuman itu akan ditunda dari jadwal yang direncanakan sebelumnya yang akan diumumkan pada hari ini, Senin (8/12), karena menurut Trump minat (dari peserta) meningkat.

Nominasi yang akan menjadi hiburan internasional ini pertama kali diumumkan empat hari lalu, pada 3 Januari. Dia mengatakan akan mengumumkan media yang paling tidak jujur dan korup tahunan pada Senin pukul 17.00 waktu setempat.

"Penghargaan berita palsu, yang akan menjadikan media yang paling korup dan bias, akan diumumkan pada Rabu (17/1),dan bukan Senin ini. Minat dan pentingnya penghargaan ini jauh lebih besar daripada yang bisa diantisipasi siapapun!" kata Trump di Twitter, Ahad (7/1) waktu setempat, dikutip Independent.

Trump juga menunjukkan jenis kategori penghargaan yang tersedia. Penilaian akan membahas ketidakjujuran dan pelaporan buruk dalam berbagai kategori dari media berita palsu.

Pengumuman tersebut muncul saat pemerintahannya sedang menangani tuduhan yang signifikan dari buku jurnalis Michael Wolff Fire and Fury, yang menjelaskan tahun pertama Trump di Gedung Putih. Di antara banyak tuduhan yang tak terhitung jumlahnya, buku tersebut mengklaim mantan kepala ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon menggambarkan sebuah pertemuan antara Trump Jr dan sekelompok orang Rusia yang dia sebut pengkhianat.

Buku tersebut juga mengatakan bahwa kampanye Trump tidak mengharapkan untuk memenangkan pemilihan AS dan Trump sendiri bingung dengan hasilnya. Dia juga disebut-sebut menjadi orang yang paling menolak pelantikannya, dan dia menilai Gedung Putih menyeramkan.

Kemudian bagian lain dari buku ituj uga menjelaskan bagaimana Gedung Putih dan keluarga presiden dipaksa memperlakukan Trump seperti anak-anak. Trump dilaporkan sering mengulangi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya sering mempertanyakan kesesuaiannya dengan perannya (sebagai presiden).

Trump menolak isi buku itu sebagai informasi palsu, dia juga menyebut Wolff sebagai pecundang yang membuat cerita untuk menjual buku yang benar-benar membosankan dan tidak benar.

Publikasi buku tersebut seakan memperbarui perdebatan tentang kondisi kesehatan mental Trump. Dan Trump memukul balik kecurigaan tersebut di Twitter. "Saya pikir (saya) akan memenuhi syarat sebagai tidak cerdas, tapi jenius, dan jenius yang sangat stabil dalam hal itu!" tulis Trump.

Selama menjadi presiden, Trump berulang kali mengklaim bahwa media-media tersebut tidak adil baginya. Secara khusus dia mengecam New York Times, begitu juga CNN dan NBC yang dia sebut sebagai berita palsu. Pada Kamis, acara televisi The Late Show Stephen Colbert merilis lelucon yang meminta Trump untuk mempertimbangkan acaranya di semua kategori.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement