Jumat 12 Jan 2018 08:30 WIB

Perubahan Iklim, 99 Persen Penyu Hijau Australia Betina

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Gita Amanda
Penyu Hijau
Foto: starfish.ch
Penyu Hijau

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Perubahan iklim dapat menghilangkan sumber makanan suatu spesies dan menghancurkan habitatnya. Salah satu dampak perubahan iklim adalah kenaikan suhu permukaan air laut yang berakibat fatal bagi kelanjutan spesies penyu hijau di Australia.

Laporan Current Biology Australia menunjukkan 99,8 persen telur penyu hijau yang menetas di sejumlah pantai di Australia berjenis kelamin betina. Ini disinyalir akibat temperatur laut lebih hangat di atas rata-rata.

 

Jenis kelamin anak penyu ditentukan lingkungannya. Cangkang telur penyu yang diinkubasi di pasir dengan suhu sekitar 85 derajat Fahrenheit 50 persennya akan menghasilkan penyu betina, dan 50 persen lainnya penyu jantan. Jika suhunya di bawah itu, maka mayotitas telur yang menetas adalah jantan. Jika suhunya di atas itu, maka mayoritas telur yang menetas adalah betina.

 

Hutan-hutan di Pantai Timur Australia semakin berkurang seiring perubahan iklim. Para periset dari he National Oceanic and Atmospheric Administration meneliti sampel telur di sepanjang pantai yang bersebelahan dengan Great Barrier Reef itu. Tempat tersebut mengalami kenaikan suhu ekstrem dan pemutihan karang yang sangat dramatis.

 

Apa yang mereka temukan di sisi utara pantai? Dilansir dari Mental Floss, Jumat (12/1), sekitar 99,1 persen penyu remaja, 99,8 persen penyu anakan, dan 86,8 persen dari keseluruhan populasi penyu di sana adalah betina.

 

Data yang diambil di sisi selatan pantai tak kalah memprihatinkan. Penyu yang hidup di pantai ini 65-69 persen adalah betina. Populasi betina yang sangat signifikan lambat laun akan memengaruhi pertumbuhan populasi spesies penyu hijau di masa depan.

 

Penyu hijau bukan satu-satunya spesies yang rentan terhadap perubahan iklim. Banyak reptil lainnya yang bereproduksi bergantung pada suhu untuk menjaga keseimbangan populasi. Suhu di atas rata-rata juga bisa membunuh embrio sebelum berkembang lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement