Ahad 21 Jan 2018 08:02 WIB

Cina Berang Setelah Kapal AS Melintas di Scarborough Shoal

Sebuah kapal frigat rudal Cina telah bergerak untuk mengidentifikasi kapal AS itu.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andri Saubani
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan
Foto: Aljazeera
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS berlayar dekat dengan sebuah terumbu karang yang diperebutkan di bagian barat Filipina dekat dengan laut Cina Selatan pekan ini. Hal ini memancing emosi Beijing yang mengeluarkan sebuah pernyataan pada Sabtu (20/1) menuduh AS melakukan pelanggaran di teritorial perairannya.

Cina sendiri telah mengklaim karang tersebut miliknya selama lebih dari lima tahun. Insiden tersebut terjadi pada Rabu dua hari sebelum Menteri Pertahanan Jim Mattis meluncurkan sebuah strategi baru yang menyebut Cina dan Rusia sebagai ancaman terbesar bagi AS, bukan terorisme. Mattis mengatakan keunggulan militer AS atas Beijing dan Moskow mengikis.

Seorang pejabat AS mengkonfirmasi mengenai operasi tersebut. Dirinya mengatakan, bahwa hal itu adalah "perjalanan yang tidak bersalah" ketika USS Hopper, kapal perusak rudal yang dipandu, berlayar dalam jarak 12 mil laut dari terumbu yang tak berpenghuni, Scarborough Shoal, seperti yang dilansir dari Fox News.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang mengatakan ketidakpuasannya terhadap tindakan AS itu. Cina akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan kedaulatannya tetap kuat seperti yang dilaporkan media Cina, South China Morning Post.

Selain itu menurut AP, juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Wu Qian mengatakan sebuah kapal frigat rudal Cina telah bergerak untuk mengidentifikasi dan memverifikasi kapal AS yang ada dan memperingatkannya untuk meninggalkan daerah tersebut. "Kami berharap AS menghormati kedaulatan Cina, menghormati upaya negara-negara regional dan tidak membuat masalah tiba-tiba," kata Wu.

Tidak seperti beberapa pulau buatan (reklamasi) di tempat lain di Laut Cina Selatan, Scarborough Shoal tidak berpenghuni dan tidak memiliki landasan pacu atau benteng militer manapun. Namun, komunitas intelijen telah mengamati pulau tersebut selama bertahun-tahun karena tim survei dan peralatan pengerukan Cina telah terlihat mengintai di sekitar terumbu karang.

Laut Cina Selatan memiliki jalur pelayaran yang penting, tempat penangkapan ikan yang kaya, serta terdapat potensi minyak, gas dan deposit mineral lainnya. Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan dan telah melakukan reklamasi lahan yang ekstensif di banyak pulau dan terumbu karang yang diklaimnya, serta melengkapi beberapa dengan landasan udara dan instalasi militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement