Sabtu 17 Feb 2018 02:06 WIB

Para Guru Lindungi Siswa Selama Penembakan Massal di Florida

Para siswa terpaksa bersembunyi di bawah meja serta di lemari agar tidak ditembak.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Pelaku penembakan di sekolah Kota Parkland, Florida berhasil di tanggkap pihak keamanan AS
Foto: VOA
Pelaku penembakan di sekolah Kota Parkland, Florida berhasil di tanggkap pihak keamanan AS

REPUBLIKA.CO.ID,  PARKLAND -- Pascapenembakan massal di sekolah SMA Majory Stoneman Douglas Florida, berbagai kisah kepahlawanan muncul. Di antaranya, para staf sekolah yang dipuji karena melindungi siswa.

Seorang guru bahkan terbunuh saat mencoba membarikade sebuah pintu kelas. Sementara para siswa terpaksa bersembunyi di bawah meja serta di lemari agar tidak ditembak.

Para siswa telah berbagi cerita tentang serangan yang dilakukan Nikolas Cruz tersebut. Pasalnya, kejadian itu menjadi penembakan sekolah AS yang paling mematikan sejak 2012.

Salah satu yang dianggap sebagai pahlawan saat penembakan massal berlangsung yaitu Asisten Pelatih Sepak Bola Amerika di sekolah tersebut bernama Aaron Feis. Hal itu karena ia melindungi siswa dari peluru.

Aksinya tersebut, membuat pria yang juga bekerja sebagai satpam di Majory itu mengalami luka parah setelah menyelam di depan murid. Guru lainnya yang dinilai berjasa melindungi murid yakni Scott Beigel.

Saat sedang mengajar kelas Geografi, ia membukakan pintu untuk para siswa supaya bisa berlindung. Beigel kemudian ditembak mati oleh si pria bersenjata saat tengah mengunci pintu.

Salah satu siswa bernama David Hogg bercerita, ia berada di kelas ilmu lingkungan ketika mendengar suara pistol. Dia menjelaskan, bagaimana gurunya menutup pintu tapi dalam beberapa detik, alarm kebakaran terdengar dan para siswa berlarian meninggalkan ruangan.

"Kami pikir itu bor. Lalu petugas kebersihan sangat heroik, dia berkata 'jangan pergi ke sana, dia (si penembak) ada di sana' begitu katanya," ujar Hogg seperti dilansir BBC, Sabtu, (17/1).

Guru lainnya yaitu Ashley Kurth mengaku bisa menarik lusinan anak-anak dari koridor. "Saya baru saja mulai menarik anak-anak yang berlari melewatinya. Itu adalah pengalaman mengerikan, setelah sekitar 60 sampai 90 detik, saya menutup pintu dan saya membawa semua orang kembali ke tempat penyimpanan dan di kantor saya," jelasnya.

Guru Melissa Falkowski pun bercerita, saat kejadian, ia membawa 19 siswa bersembunyi bersama di lemari. "Mereka dan aku tinggal di dalam selama 30 menit sampai petugas tiba," katanya.

Perlu diketahui, penembakan massal itu menewaskan 17 orang. Dengan rincian, 12 orang ditemukan di dalam sekolah, satu orang ditembak di jalan, serta dua meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement