Ahad 18 Feb 2018 20:41 WIB

Presiden Korsel: Pertemuan dengan Korut Tampaknya Sulit

Kemungkinan pertemuan Korsel-Korut seperti mencari air beras di sumur batu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Citra Listya Rini
Korea Utara dan Korea Selatan (ilustrasi)
Korea Utara dan Korea Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  PYEONGCHANG -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan, akan sulit melakukan pertemuan puncak antara kedua Korea. Meskipun setelah isyarat positif dilakukan oleh Korea Utara (Korut) selama Olimpiade Musim Dingin.

Dalam sebuah kunjungan pada hari kedelapan Olimpiade, Presiden Moon mengulangi tujuan pemerintahannya untuk mengubah permainan menjadi sebuah acara yang mempromosikan perdamaian dan mengatakan kepada wartawan bahwa partisipasi Korut telah membantu meredakan ketegangan dilansir Bloomberg, Ahad (18/2).

"Kemungkinan pertemuan puncak Selatan-Utara berlangsung 'seperti mencari air beras di sumur batu," kata Moon merujuk ke sebuah peribahasa Korea yang serupa dengan mencari air panas di bawah es.

Melalui saudara perempuannya, yang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Kim Jong-un mengundang pemimpin Korsel untuk mengunjungi Pyongyang. Pertemuan puncak seperti itu akan menjadi yang pertama di antara para pemimpin kedua Korea dalam 11 tahun.

Ada 'konsensus yang berkembang' bahwa Amerika Serikat (AS) harus ambil bagian dalam perundingan dengan Korut. "Saya harap dialog yang sedang berlangsung antara Korsel dan Korut akan mengarah pada perundingan AS-Korut dan kemudian melakukan denuklirisasi," kata Moon.

Presiden AS Donald Trump telah mengesampingkan perundingan langsung dengan Korut kecuali ada rencana untuk memverifikasi bahwa program nuklir Kim Jong-un telah ditutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement