Kamis 31 May 2012 18:37 WIB

India Khawatir Penarikan Pasukan NATO dari Afghanistan

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
 Pasukan NATO di kota Kabul, Afghanistan.
Foto: Musadeq Sadeq/AP
Pasukan NATO di kota Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI-- India khawatir jika penarikan pasukan NATO akan dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk membangun basis-basis kekuatannya di Afghanistan, Rabu (30/5). Untuk itu, India menginginkan koordinasi dengan Amerika Serikat dan Afghanistan menyusul akan ditariknya pasukan North Atlantic Treaty Organization (NATO) dari Afghanistan akhir 2014.

Sebelumnya, negara mitra NATO bertemu pada pertemuan puncak di Chicago untuk menarik pasukan tempur Afghanistan pada akhir 2014.

Menjelang pembicaraan tingkat tinggi antara India-AS 13 Juni mendatang, Duta Besar India untuk AS, Nirupama Rao, mengatakan, sejauh ini kedua negara telah menyusun pembicaraan guna membangun Afghanistan yang lebih stabil, demokratis, dan sejahtera.  Kunjungan itu nantinya sebagai upaya dua negara membangun hubungan yang lebih erat.

"Pembicaraan ini harus terus diperkuat," kata Rao di Dewan Atlantik. Rao juga memahami bahwa dalam 10 tahun terakhir perang berkepanjangan, ada keinginan nyata untuk mengakhiri konflik. Namun begitu, harus memastikan bahwa pengorbanan besar dan berbagai upaya yang telah kita lakukan tidak sia-sia.

"Dalam beberapa dekade terakhir di Afghanistan, gelombang ekstremisme dan radikalisme merugikan wanita dan anak-anak. Sementara satupun tidak bisa tidak membantu masa depan negara itu," katanya.

India adalah salah satu pendukung paling vokal atas keberlanjutan pasukan NATO di Afghanistan. Bahkan negara demokrasi terbesar di dunia itu telah mengucurkan dana dua miliar dolar AS untuk membantu invasi Barat di Afghanistan. India berharap kehadiran pasukan internasional di Afghanistan juga dapat menekan aktifitas kelompok militan Muslim radikal di wilayahnya.

Keterlibatan India dalam invasi Afghanistan lantas saja membuat negara tetangganya, Pakistan marah. Pakistan menuduh India berusaha mengepung wilayah teritorinya menyusul dengan konflik yang telah berlangsung sejak lama antar kedua negara. Sementara itu, hubungan AS  yang bermitra dengan Pakistan anjlok setelah AS menemukan dan membunuh Usamah bin Ladin di Pakistan.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement