Selasa 19 Nov 2013 15:08 WIB

Apes, Nasib Pilot Amatir di Pennsylvania

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini
Pilot saat bertugas (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Pilot saat bertugas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Apes, begitu nasib pilot pesawat amatir di Amerika Serikat (AS) Brian Nicholson. Belum tenang dengan ancaman kematian akibat kecelakaan udara, Nicholson kembali syok lantaran harus membayar tagihan senilai 3.000 dolar AS atau sekitar Rp 34 juta kepada pemerintahh Pensnylvania.

Tagihan tersebut dikatakan sebagai biaya pengganti aspal yang rusak akibat pendaratan pesawat. Serta biaya penarikan badan pesawat dari jalan raya. Nicholson pun menolak tagihan tersebut. 

Dia meminta agar pemerintah negara bagian menghapus aturan itu. Reuters melansir, penolakan Nicholson berawal dari insiden kecelakaan udara. Pesawat amatir yang dikemudikannya mendadak kehilangan keseimbangan lantaran baling-balingnya patah. 

Insiden tersebut mendesak guru sekolah penerbang di Upper Speers ini mendarat darurat. Upaya menyelamatkan diri dari maut itu berhasil. Nicholson mendaratkan pesawatnya di jalan bebas hambatan antara Pennsylvania dan Calfornia. 

''Aku hanya punya kesempatan tipis sebelum menjadi peluru yang menghantam bumi,'' kata Nicholson seperti dilansir Reuters, Selasa (19/11).

Usai pendaratan, sekelompok tim penyelamat setempat mengirim bantuan ke lokasi pendaratan. Nicholson selamat tanpa kekurangan satu apa pun dan pesawat yang dipilotinya itu diseret keluar dari jalan raya karena menghalangi pengendara. 

Juru Bicara Pemerintah Renee Vis Colburn mengatakan, tidak pernah terjadi insiden seperti yang dialami Nicholson. Namun, penarikan pesawat dari jalan raya membutuhkan personel dan biaya.

''Siapa pun dan apa pun yang ditarik dari jalan raya memerlukan biaya. Kami memperlakukan insiden Nicholson seperti kecelakan lainnya,'' kata Colburn. 

Menanggapi tagihan tersebut, Nicholson mengaku, tidak menyesal membayar denda. Hanya saja, kata dia, insiden udara yang dialaminya akan membuat para pilot di Pennsylvania memilih-milih tempat untuk pendaratan darurat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement