Selasa 02 Dec 2014 11:10 WIB

FARC dan Perunding akan Bertemu Bahas Perdamaian

Angkatan Kiri Bersenjata Revolusioner Kolombia, FARC
Foto: deadliestfiction.wikia.com
Angkatan Kiri Bersenjata Revolusioner Kolombia, FARC

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Delegasi dari pemerintah Kolombia dan kelompok gerilyawan sayap kiri FARC akan bertemu Selasa di Kuba untuk membahas dimulainya kembali perundingan perdamaian setelah pemberontak membebaskan lima tawanan tentara, kata Presiden Juan Manuel Santos.

Santos menangguhkan perundingan perdamaian dua tahun pada 16 November atas penangkapan FARC terhadap Brigadir Jenderal Ruben Alzate, sandera peringkat tertinggi mereka selama 50 tahun konflik.

Berbicara sehari setelah para pemberontak membebaskan Alzate, memenuhi kesepakatan untuk menghidupkan kembali perundingan, Santos mengatakan ia telah mengirimkan satu tim pemerintah ke ibu kota Kuba Havana, di mana pembicaraan telah berlangsung.

"Mereka akan pergi selama beberapa hari untuk mengevaluasi sampai di mana proses itu, ke mana kita akan pergi, dan membuat tenang, tujuan evaluasi tentang bagaimana kita bisa terus," kata Santos.

Tim Pemerintah akan bertemu dengan juru runding pemberontak Selasa, katanya.

Sebelum terbang ke Havana, kepala perunding pemerintah, Humberto de la Calle, meminta FARC untuk "bertindak daripada bicara untuk beraksi."

"Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk tindakan nyata yang menunjukkan kepada rakyat Kolombia dengan alasan, bahwa kita mendekati akhir konflik," katanya.

Pembicaraan Havana, upaya keempat di perundingan perdamaian, adalah upaya yang paling menjanjikan belum mengakhiri perang gerilya di Kolombia.

Konflik itu telah menewaskan lebih dari 220.000 orang dan memaksa mengungsi 5,3 juta lebih sejak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) didirikan setelah terjadinya pemberontakan petani pada tahun 1964.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement