Rabu 07 Jan 2015 07:27 WIB

Liberia Lakukan Percobaan Obat Ebola

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Sebuah uji klinis obat Ebola tengah dilakukan di sebuah pusat kesehatan utama di ibukota Liberia.

Ini dilakukan untuk mengetahui apakah obat yang sudah dapat digunakan mengobati virus lain dapat membantu mengobati Ebola.

Aljazirah, Rabu (7/1) melaporkan, obat yang disebut brincidofovir tengah diuji pada pasien di pusat kesehatan Elwa 3 yang dioperasikan kelompok Dokter Tanpa Batas. Ebola selama ini tak memiliki pengobatan atau penyembuhan berlisensi. Wabah tersebut telah menewaskan lebih dari 8.153 orang di Afrika Barat.

"Harus ditekankan bahwa itu bukan obat ajaib dan masih belum diketahui apakah akan membantu pasien bertahan dari virus," ujar badan amal tersebut. Dokter Tanpa Batas memulai uji coba obat pekan ini.

Brincidofovir adalah obat antivirus yang dikembangkan untuk mengobati beberapa jenis virus, termasuk salah satu yang menginfeksi pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang.

Semua pasien yang dipastikan positif Ebola akan diberitahu tentang uji coba ini. Mereka dapat memutuskan apakah akan ikut berpartisipasi. Mereka yang memilih tak ikut uji coba akan menerima perawatan seperti biasa.

Brincidofovir ini bukan satu-satunya obat sedang dipertimbangkan untuk digunakan dalam mengobati Ebola. Obat lain yang tengah dipertimbangkan adalah ZMapp, obat tersebut menyembuhkan 18 kera yang terinfeksi virus mematikan dalam studi terbaru. Namun belum diketahui apakah dosis ZMapp membantu pasien sembuh.

Obat ketiga, injeksi TKM-Ebola yang dibuat Farmasi Kanada Tekmira. Obat tersebut bekerja menghambat gen yang membantu virus Ebola memperbanyak dan menyebar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement