Sabtu 14 Feb 2015 14:28 WIB

Presiden Ukraina Sebut Kesepakatan Damai Terancam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko berbicara dalam pembicaraan damai di Minsk, Rabu (11/2)
Foto: reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko berbicara dalam pembicaraan damai di Minsk, Rabu (11/2)

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, memperingatkan kesepakatan damai mengakhiri perang di Ukraina Timur kini dalam bahaya. Sebab, pertempuran hebat masih terjadi menjelang gencatan senjata pada Sabtu malam.

Poroshenko pun menuduh Rusia telah meningkatkan serangannya meskipun kesepakatan damai telah tercapai di Minsk pada Kamis kemarin.

"Setelah kesepakatan yang dicapai di Minsk, serangan ini tak hanya dilakukan terhadap warga sipil Ukraina dan warga sekitarnya, ini juga merupakan serangan terhadap kesepakatan Minsk," kata Presiden Poroshenko, seperti dilansir dari BBC.

Kurang dari 24 jam menjelang diberlakukannya gencatan senjata, pertempuran tersebut masih belum menunjukan akan berhenti. Serangan terjadi di sekitar Debaltseve, sebuah kota strategis di sekitar wilayah pemberontak.

"Sayangnya, setelah kesepakatan Minsk tercapai, operasi Rusia justru semakin meningkat. Kami meyakini kesepakatan Minsk dalam bahaya," kata Poroshenko.

Puluhan warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan yang terjadi pada Jumat. Kendati demikian, masih belum diketahui dalang dibalik penyerangan ini.

Baik militer Ukraina maupun pemberontak pro-Rusia di Donetsk timur dan Luhansk saling menyalahkan satu sama lain. Sementara itu, AS menyatakan keprihatinannya atas laporan serangan yang berasal dari perbatasan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement