Selasa 03 Mar 2015 14:33 WIB

Deforestasi Bisa Ubah Siklus Hujan

Lahan hutan (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Lahan hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Deforestasi besar-besaran dapat menyebabkan musim hujan bergeser ke selatan, mengurangi curah hujan di India sebanyak hampir seperlimanya, menurut para ilmuwan.

Deforestasi telah lama diketahui sebagai penyebab peningkatan suhu di daerah setempat, tetapi penelitian baru yang diterbitkan pada Selasa (3/3) menunjukkan potensi dampak yang lebih luas pada musim hujan.

Selain melepaskan karbon dioksida ke atmosfer, penggundulan hutan juga menyebabkan perubahan dalam seberapa banyak cahaya dipantulkan di permukaan bumi dan jumlah uap air di atmosfer dari tanaman.

Para peneliti dari Institut Sains India di Bangalore menggunakan model yang menunjukkan simulasi sirkulasi atmosfer, seperti fotosintesis, transpirasi, pemanasan permukaan laut dan pencairan es. "Kami ingin mendapatkan pemahaman dasar tentang efek deforestasi skala besar di lokasi yang berbeda pada musim hujan," kata para penulis dalam sebuah pernyataan.

Mereka menampilkan tiga percobaan deforestasi, menghilangkan semua pohon di daerah tropis, subtropis dan daerah tinggi untuk melihat dampaknya.

Deforestasi di kawasan yang berada di ketinggian dan bertemperatur tinggi menyebabkan perubahan dalam sirkulasi atmosfer yang mengakibatkan pergeseran musim hujan ke selatan.

Hal ini berarti terjadinya penurunan yang signifikan dalam jumlah curah hujan di bagian utara Asia Timur, Amerika Utara, Afrika Utara dan Asia Selatan, dan peningkatan moderat dalam curah hujan di bagian selatan yaitu di Afrika Selatan, Amerika Selatan dan Australia.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa deforestasi kawasan dengan ketinggian sedang dan tinggi dapat memiliki efek yang jauh lebih besar pada curah hujan tropis daripada deforestasi lokal di kawasan tropis," kata pernyataan itu.

Musim hujan Asia Selatan akan paling terpengaruh, dengan penurunan 18 persen curah hujan di India, menurut para ilmuwan dalam makalah itu.

Para penulis mengatakan bahwa evaluasi manfaat dari penanaman pohon di lahan kosong atau lahan budidaya atau di daerah gundul terhadap iklim harus juga mencakup dampak terkecil seperti curah hujan.

Penelitian mencatat bahwa lahan yang digunakan untuk tanaman dan padang rumput telah meningkat secara global dari 620 juta hektar di tahun 1700an - atau sekitar tujuh persen dari permukaan lahan global - menjadi 4.690 juta hektare pada tahun 2000, sekitar sepertiga dari permukaan tanah dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement