Selasa 18 Aug 2015 20:53 WIB

Papua Merdeka Ganggu Upacara 17 Agustus di Darwin

Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Ada yang berbeda dengan upacara peringatan 17 Agustus di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Darwin, Australia, kemarin. Peringatan di dilakukan di tengah aksi unjuk rasa kelompok Papua Merdeka.

Para pendemo tepat berada di belakang persis komandan upacara, Konsuler Andre Omer Siregar. Mereka hanya dibatasi pagar yang diselimuti kain merah putih.

Pengunjuk rasa mengganggu sejak awal. Di antara mereka bahkan ada yang menyerukan "Papua merdeka" ketika upacara baru dimulai.

Tampak, melalui tayangan yang diunggah ke situs berbagai video YouTube, bendera bintang kejora dikibarkan saat pengibaran bendera merah putih. ( lihat https://www.youtube.com/watch?v=kdwrZ4gotGE ).

Para demonstran juga membentangkan spanduk-spanduk gerakan separatis. Sejumlah 'bule' terlihat berada di dalam jajaran demonstran.   

Pejabat RI di Darwin kepada Republika mengonfirmasi aksi unjuk rasa itu. Meski aksi demonstrasi membuat bising, upacara tetap berjalan dengan khidmat. Upacara tetap berlangsung sampai selesai.

Dalam pidatonya, Konsuler Andre Omer mendorong kerja sama antarwarga RI dan Australia baik di bidang sosial, ekonomi, maupun perdagangan. Di bidang keamanan, Konsulat RI di Darwin juga menyambut baik pulihnya hubungan kerja sama antara Indonesia dan Australia.

Adapun kepada warga Papua di Darwin, Andre mengajak untuk menyaksikan kelompok Nine Hills dari Papua Barat. Dengan begitu, mereka bisa lebih mengenalkan Papua.

Dia pun mengajak kepada warga RI di Darwin agar tetap memberikan kontribusi kepada negara. Sumbangsih, kata dia, bisa dilakukan dengan beragam cara. Di akhir pidato, Andre tak lupa menyerukan kata "Merdeka-Merdeka" yang sontak dibalas peserta upacara dengan semangat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement