Kamis 10 Sep 2015 18:33 WIB

Kabut Asap Kalimantan Ganggu Penerbangan Malaysia

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).
Foto: Antara
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUCHING -- Kabut asap kebakaran hutan di Kalimantan membuat jarak pandang di Kuching, Malaysia menurun hingga 400 meter pada Kamis (10/9) pagi. Akibatnya, sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Kuching (KIA) terpaksa dijadwalkan ulang dan dialihkan.

Seperti dilansir laman The Star, Malaysia Airlines dalam sebuah pernyataan singkat mengatakan kondisi kabut yang parah membuat beberapa penerbangan masuk dan keluar Kuching pada 10 September terkena dampaknya. "Maskapai kini memantau situasi dengan seksama dan akan menyesuaikan operasi penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Kuching bila diperlukan," ujar pernyataan.

Rute penerbangan yang terkena dampak termasuk dari Miri dan Kuala Lumpur. Beberapa juga telah diarahkan melalui jalur darat di Sibu. Ini merupakan hari kedua, dimana kabut asap mengganggu penerbangan.

Pada Rabu (9/9), maskapai mengatakan pesawat MH2504 mengalami kesulitan saat akan mendarat.

Pada Kamis dini hari, Index Kualitas Udara (API) di Kuching sebesar 150, di Samarahan 174 dan di Sri Aman 155. Situasi hingga kini tak menunjukkan tanda-tanda membaik. Ketiga kota tersebut masuk dalam kategori udara tidak sehat.

Bagian atas bangunan bertingkat hampir tak bisa dilihat. Di jalan raya, pandangan diselimut abu dan asap tebal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement