Sabtu 26 Sep 2015 06:00 WIB

Peneliti Temukan Gunung yang tidak Berubah Selama Jutaan Tahun

Rep: c35/ Red: Ani Nursalikah
Hasil penelitian terbaru menyatakan terdapat jenis es glasial tertentu di Svalbard, di wilayah dataran tinggi di Norwegia membantu melestarikan lanskap di wilayah tersebut. Itu artinya gunung-gunung di sana masih dalam kondisi yang sama seperti lebih dari
Foto: science nordic
Hasil penelitian terbaru menyatakan terdapat jenis es glasial tertentu di Svalbard, di wilayah dataran tinggi di Norwegia membantu melestarikan lanskap di wilayah tersebut. Itu artinya gunung-gunung di sana masih dalam kondisi yang sama seperti lebih dari

REPUBLIKA.CO.ID, GOTHENBURG – Selama ini yang kita ketahui gletser menutupi belahan bumi utara pada zaman es terakhir. Namun penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Nature Geoscience menyatakan beberapa daerah utuh, tak tersentuh gletser.

Hasil penelitian terbaru menyatakan terdapat jenis es glasial tertentu di Svalbard, di wilayah dataran tinggi di Norwegia membantu melestarikan lanskap di wilayah tersebut. Itu artinya gunung-gunung di sana masih dalam kondisi yang sama seperti lebih dari satu juta tahun yang lalu.

"Ini benar-benar pemandangan yang sangat tua yang telah dilindungi dari erosi dan itu jauh lebih tua dari yang kita duga. Ini bukan hanya puncak gunung. Daerah besar tepat di seberang Svalbard dan bahkan ke pantai mungkin tidak melihat banyak erosi dalam satu juta tahun terakhir, " kata penulis Anne Hormes, seorang profesor di Departemen Ilmu Bumi, Universitas Gothenburg, Swedia, menurut Science Nordic, Jumat (25/9).

Menurut Endre Før Gjermundsen, peneliti utama lulusan PhD glasiologi gunung di University Centre in Svalbard (UNIS), Norwegia menyatakan puncak Svalbard telah ditutupi oleh jenis es yang dikenal sebagai es dingin. Es tersebut bertindak sebagai lapisan pelindung dan melindungi pegunungan dari erosi.

Ini menurutnya benar-benar berbeda dengan bagaimana pegunungan Eropa lain terkikis dan dibentuk selama periode yang sama.

Es dingin tersebut secara efektif membeku di dasar gletser, yang kemudian bertindak sebagai armor pelindung yang dapat mencegah erosi. Sementara es hangat dengan lapisan bawah basah memungkinkan gletser untuk bergerak lebih bebas dan mengikis lanskap. Hal ini yang terjadi di pegunungan-pegunungan Eropa lainnya selama ini.

Kondisi ini oleh ahli geologi disebut sebagai transisi Pertengahan Pleistosen dimana gletser Svalbard beralih dari es yang hangat beralih menjadi es dingin. Kini lanskap Svalbard terkikis dan terbentuk oleh es hangat sebelum transisi ini terjadi ketika glasiasi belum parah.

Mereka menggunakan sinar kosmik untuk menghitung penanggalan gunung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement