Senin 23 Nov 2015 09:55 WIB

Pakar Kesehatan Dunia: Respons Dunia Terhadap Ebola Lambat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
suporter Pantai Gading menyerukan stop ebola di Afrika
Foto: www.bbc.com
suporter Pantai Gading menyerukan stop ebola di Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pakar kesehatan menilai respons global terhadap ebola terlalu lambat sehingga banyak kematian yang sebetulnya bisa dicegah, Ahad (22/11). Para pemimpin negara bertanggung jawab atas tingginya angka kematian dan kasus ebola.

Panel pakar kesehatan yang dipimpin oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine melaporkan dunia perlu reformasi untuk mencegah penyakit-penyakit di masa depan. Lebih dari 11 ribu orang tewas dalam wabah ebola sejak 2013 lalu.

Guinea, Liberia dan Sierra Leone menjadi tiga negara yang terimbas paling parah. Laporan panel menyebut negara-negara itu tidak bisa mendeteksi, melaporkan dan merespon cepat wabah. "Sehingga ebola berkembang jadi krisis dunia," katanya.

WHO juga disalahkan karena gagal mendeklarasikan ebola sebagai wabah darurat untuk kesehatan publik internasional. WHO baru mendeklarasikannya lima bulan pasca Guinea dan Liberia mengumumkan wabah.

Laporan itu juga menyebut WHO gagal bertanggung jawab atas respon terhadap ebola karena kurangnya akuntabilitas dan kepemimpinan. "Reputasi dan kredibilitas WHO merosot tajam," kata laporan, dikutip BBC.

Panel pakar juga mengkritik sejumlah pemimpin politik yang mempermainkan wabah dan tidak meminta pertolongan internasional. Setelah mengkritik, panel pakar mengeluarkan 10 rekomendasi untuk meningkatkan sistem penanganan wabah.

Termasuk, strategi global untuk menolong monitor negara miskin dan merespon infeksi penyakit. Negara yang lambat dalam melaporkan wabah dan berbagi informasi seharusnya dicatat dan merasa malu.

Laporan merekomendasikan untuk membangun sebuat pusat respon wabah di WHO dan memiliki dana aman. Dana global juga harus diamankan untuk mendanai penelitian, pengembangan obat dan vaksin.

Panel ini dibuat oleh 20 pakar kesehatan global dari seluruh dunia. Panel dipimpin oleh Direktur London School of Hygiene and Tropical Medicine, Profesor Peter Piot yang juga penemu virus ebola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement