Jumat 04 Dec 2015 00:14 WIB

Militer Nigeria Amankan 'Calon' Pembom Bunuh Diri

Militer Nigeria (ilustrasi)
Foto: [ist]
Militer Nigeria (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Seorang anak lelaki berusia 11 tahun ditahan sebagai "calon pengebom bunuh diri" di kampung pengungsi akibat kemelut Boko Haram, kata militer Nigeria.

Juru bicara militer Kolonel Sani Usman mengatakan tentara menahan bocah itu di kampung Dalori di dekat ibukota Provinsi Borno, Maiduguri, Rabu (2/12) lalu.

"Hasil penyelidikan awal mengungkap bahwa tersangka berasal dari kota Bama dan termasuk di antara empat anak-anak, yang dilatih untuk melakukan bom bunuh diri oleh teroris Boko Haram," katanya dalam pernyataan pada Kamis (3/12) pagi.

Ia menambahkan bahwa ketiga anak-anak lain sudah menjalankan tugas mereka di tempat berbeda. Tugasnya adalah melakukan hal sama di kampung itu sewaktu-waktu nanti.

Usman tidak mengungkap lokasi ketiga anak yang lain menjalankan misi mereka. Meski demikian, empat gadis remaja dilaporkan meledakkan diri di dekat kota Fotokol di Kamerun utara pada 21 November dan menewaskan lima orang.

Seorang gadis diduga berusia 11 tahun dan seorang perempuan 18 tahun menewaskan setidaknya 15 orang di sebuah pasar telepon seluler yang ramai di kota Kano, kota terbesar di Nigeria utara pada 18 November.

Boko Haram dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan penggunaan pengebom bunuh diri di Nigeria timurlaut, Kamerun utara, Chad dan Niger. Sebagian besar pelakunya adalah perempuan dan gadis remaja.

Pada Sabtu, dua pengebom bunuh diri perempuan meledakkan diri di Kamerun utara, menewaskan lima orang dan menyebabkan dua tentara luka serius.

Pada hari sebelumnya, setidaknya 22 orang tewas ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri ditengah prosesi kelompok Syiah dekat Kano.

Usman mengatakan anak lelaki berumur 11 tahun itu masuk dalam daftar 100 tersangka Boko Haram paling dicari yang dipublikasikan oleh militer pada Oktober, yang mengarahkan pada sejumlah penangkapan.

Tidak ada kepastian mandiri mengenai penangkapan itu namun laporan tersebut menggarisbawahi ancaman Boko Haram bagi warga sipil serta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp di wilayah timur laut.

Sasaran empuk seperti masjid, gereja, pasar dan terminal bus semakin sering dijadikan target. Pada 11 September, tujuh orang tewas akibat bom yang ditinggalkan di sebuah kamp pengungsi di luar ibukota provinsi Adamawa, Yola.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement