Senin 08 Feb 2016 16:39 WIB

Cina Tawarkan Rp 200 Juta untuk Informasi Teroris Online

Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina menawarkan orang-orang yang melaporkan konten teroris dalam jaringan imbalan hingga 100 ribu yuan untuk setiap petunjuk, setelah memberi imbalan senilai dua juta yuan tahun lalu, Senin (8/2).

"Internet telah menjadi sebuah sarana bagi teroris untuk menyebarluaskan gagasan religius ekstremis, memicu konflik etnis dan mendorong separatisme," Xinhua mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya dari pusat laporan Lembaga Siber Cina (CAC).

Sumber itu mengatakan sejumlah blog-blog kecil sejenis Twitter dan sejumlah layanan pesan instan populer seperti WeChat merupakan beberapa contoh alat yang digunakan oleh para teroris untuk mencuci otak para wanita muda dan anak-anak, serta mendorong masyarakat publik untuk memberikan petunjuk melalui jalur khusus telepon.

Sumber pusat itu menyebutkan petunjuk yang paling berharga dapat mendapatkan imbalan sebesar 100.000 yuan (hampir 200 juta rupiah). Memberikan rincian yang tidak biasa terkait sejumlah upaya tahun lalu, pusat itu mendapatkan lebih dari 20.000 laporan kasus pada 2015, dan telah memberikan imbalan senilai dua juta yuan.

Pihak CAC tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar langsung karena libur nasional.

Pada Desember, Cina menyerukan penutupan rekaman suara dan video yang digunakan oleh kelompok teroris, setelah kelompok bersenjata ISIS disebut mengeluarkan sebuah lagu dalam bahasa Mandarin untuk merekrut para militan.

Pemerintah mengatakan mereka menghadapi sebuah ancaman yang serius dari para militan ekstremis dan separatis di wilayah Xinjiang yang kaya akan sumber energi.

Meskipun demikian, sejumlah kelompok hak asasi meragukan terdapat kelompok militan ekstremis yang tersusun rapi di wilayah itu, dan menyebutkan bahwa kekerasan terjadi dikarenakan adanya kemarahan terhadap kendali pemerintah Tiongkok terhadap kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement