Senin 22 Feb 2016 19:27 WIB

Kamboja Selidiki Wabah HIV di Desa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pejabat kesehatan Kamboja, Senin (22/2), melakukan skrining ratusan penduduk desa untuk mendeteksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) setelah 14 penduduk desa dinyatakan positif virus tersebut. Fenomena ini memicu kekhawatiran terjadinya wabah HIV.

Warga desa dari Peam, sekitar sejam dari ibu kota Phnom Penh, telah berbondong-bondong ke sebuah rumah di mana tim pejabat kesehatan mengambil sampel darah. Direktur Pusat Nasional untuk HIV, Ly Peng Sun mengatakan seluruh desa dites HIV setelah 14 orang dinyatakan positif virus tersebut awal bulan ini.

"Lebih dari 140 orang datang untuk menjalani tes (hari ini) dan hasilnya sejauh ini menunjukkan sekitar 50 orang negatif HIV," katanya seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Namun, Ly Peng Sun mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa yang menyebabkan wabah virus ini. Tingkat pengidap HIV tinggi di Kamboja yang miskin. Namun, negara telah berupaya melawan virus dalam beberapa tahun terakhir.

Kekhawatiran meningkat setelah wabah HIV baru-baru ini terjadi di desa yang membuat lebih dari 200 warga terinfeksi. Wabah tersebut ketika ditelusuri berasal dari dokter tanpa lisensi yang menggunakan kembali jarum kotor. Beberapa dari mereka yang positif HIV di Peam percaya mereka mungkin telah terinfeksi oleh dokter.

"Para penduduk desa gugup sekarang. Mereka menduga dokter mungkin telah menyebarkan HIV," kata warga desa, Phy Sobin (33 tahun).

Ia mengaku mendapatkan banyak suntikan dari dokter. Beruntung dirinya dan dua anaknya setelah diuji dinyatakan negatif HIV. Tetapi, suaminya belum diuji virus mematikan itu. Ia menambahkan bibinya berusia 67 tahun telah dikonfirmasi positif HIV.

Sebelumnya, dokter di pusat wabah di barat Provinsi Battambang dipenjara selama 25 tahun. Sebagian karena beberapa pasien meninggal setelah terinfeksi.

Kasus ini mencuat dan menjadi sorotan karena sistem kesehatan di negara miskin kekurangan dana. Angka Bank Dunia mengatakan Kamboja, salah satu negara termiskin di Asia, hanya memiliki 0,2 dokter untuk setiap 100 ribu orang.

 

Baca juga: Pertempuran Sengit di Kashmir Masuki Hari Ketiga

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement