Selasa 23 Feb 2016 12:17 WIB

Seluruh Desa Hancur, PBB Prihatin Dampak Topan di Fiji

Foto menunjukkan puing berserakan di sekitar bangunan rusak di desa Susui, Fiji setelah Topan Winston menerjang, Ahad, 21 Februari 2016.
Foto: New Zealand Defense Force via AP
Foto menunjukkan puing berserakan di sekitar bangunan rusak di desa Susui, Fiji setelah Topan Winston menerjang, Ahad, 21 Februari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan Stephen O'Brien pada Senin (22/2) menyampaikan keprihatinannya mengenai kehancuran yang dialami Fiji akibat Topan Tropis Winston.

Sejauh ini, Topan Winston telah menewaskan tak kurang dari 21 orang dan mempengaruhi ratusan ribu orang lagi.

"Topan ini dilaporkan adalah yang paling kuat yang pernah menerjang Pasifik Selatan. Seluruh desa telah hancur, rumah dan tanaman telah rusak, pasokan listrik telah putus dan lebih dari 8.100 orang saat ini berlindung di lebih dari 70 pusat pengungsian," kata O'Brien di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya di Markas Besar PBB, New York.

Pemerintah Fiji memelopori kegiatan tanggap bencana, dengan membagikan makanan dan pasokan lain, serta menyediakan tempat berlindung darurat. Kondisi bencana alam telah diumumkan, dan pemerintah telah meminta bantuan internasional.

 
"Saya menyampaikan belasungkawa saya yang paling dalam kepada semua yang telah terperangkap dalam bencana ini," kata pernyataan itu. "PBB dan mitra kemanusiaan kami di seluruh Pasifik siap mendukung rakyat dan pemerintah dengan segala kemampuan dan dukungan yang mungkin mereka perlukan."
 
Ketika menanggapi permintaan resmi dari Pemerintah Fiji bagi bantuan internasional, PBB dan Tim Kemanusiaan Pasifik menghubungi semua pemerintah untuk memastikan dukungan dan keahlian apa yang mereka perlukan, termasuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan, kata Osnat Lubrani, Koordinator Residen PBB di Fiji.
 
Pada 20-21 Februari, Topan Tropis Winston dengan kategori lima meninggalkan jejak kehancuran di seluruh pulau Fiji; topan itu menerbangkan atap rumah, merobohkan pohon dan tiang listrik serta membuat air sungai meluap. Seluruh desa di Pulau Koro telah hancur, dan satu kapal penilai dan bantuan direncanakan dikerahkan ke sana.
 
Pemerintah Fiji memimpin upaya tanggap bencana dan kondisi darurat 30 hari telah diumumkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement