Kamis 25 Feb 2016 09:40 WIB

Misi Evakuasi Kecelakaan Pesawat Nepal Dilanjutkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga korban pesawat menunggu informasi mengenai kecelakaan pesawat Tara Air di Bandara Domestik Pokhara, Nepal, Rabu, 24 Februari 2016.
Foto: M B Astha via AP
Keluarga korban pesawat menunggu informasi mengenai kecelakaan pesawat Tara Air di Bandara Domestik Pokhara, Nepal, Rabu, 24 Februari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Operasi evakuasi sisa-sisa kecelakaan pesawat Tara Air di pegunungan Nepal dilanjutkan, Kamis (25/2). Sebelumnya, pencarian dihentikan karena cuaca buruk menghalangi upaya pemulihan.

Menurut Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Nepal, Sanjiv Gautam puing pesawat ditemukan dekat desa Dana di distrik Myagdi. Pejabat militer dikutip media lokal mengatakan cuaca buruk membuat upaya navigasi jadi sulit sehingga akhirnya misi penyelamatan dihentikan semetara.

Situs kecelakaan berada di empat km atau 13 ribu kaki di atas permukaan laut dan 100 km dari Pokhara. "Tidak mungkin helikopter mendarat di sana," katanya.

Media lokal, dikutip BBC, melaporkan upaya untuk mengevakuasi semua jasad korban dan menerbangkannya ke Pokhara akan dilanjutkan pada Kamis. Pesawat ini kabarnya hilang kontak setelah 10 menit terbang.

Pesawat Twin Otter yang dioperasikan Tara Air jatuh dan menewaskan semua 23 orang kru juga penumpang. Sebagian besar adalah warga Nepal. Dua orang warga asing berasal dari Kuwait dan Cina.

Industri penerbangan Nepal dikenal dengan cacatan keselamatan yang buruk. Namun, belum jelas penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Identitas semua penumpang dan kru belum dirilis otoritas setempat. Namun, kabarnya dua orang penumpang adalah anak-anak.

Pesawat ini hendak menuju Jomson dari Pokhara. Pokhara adalah kota penginapan yang berada 200 km di barat ibukota Nepal, Kathmandu. Jomson bisa dicapai dengan penerbangan selama kurang lebih 20 menit dari sana. Jomsom merupakan titip pendakian populer di Nepal.

Nepal memiliki jalur darat yang terbatas. Banyak tempat hanya bisa diakses dengan jalan kaki atau udara. Sejak pertama kali pesawat mendarat di Nepal pada 1949, total ada 70 kecelakaan udara meliputi helikopter dan pesawat.

Lebih dari 700 orang tewas di dalamnya. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh cuaca buruk, pilot yang tidak berpengalaman dan pesawat yang tidak layak. Pada 2013, Uni Eropa bahkan melarang semua maskapai Nepal terbang ke UE karena alasan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement