Senin 23 May 2016 09:48 WIB

Duterte Sebut Uskup Katolik Munafik

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden baru Filipina kembali membuat komentar yang mencengangkan publik. Dalam sebuah laporan pada Ahad (22/5), Rodrigo Duterte menuduh Gereja Katolik munafik. Tak hanya itu, ia juga menyebut para uskup sebagai "anak pelacur".

Seperti dilansir the Guardian, Senin (23/5), Duterte mengatakan, Katolik yang sebelumnya mengkritik dan menolaknya dalam kampanye kini meminta bantuan pada pemerintahan.

"Kalian 'anak-anak pelacur' apa tidak malu? Kalian meminta begitu banyak bantuan, bahkan dari saya. Kalian tahu lembaga paling munafik? Gereja Katolik," katanya dalam sebuah laporan yang disiarkan ABS-CBN di situsnya.

Duterte menuduh para uskup meminta uang dari pemerintah. Menurutnya itu merupakan bentuk lain dari korupsi. Duterte mengatakan gereja telah menentang pemilihannya, tapi referendum menunjukkan dia lebih berpengaruh.

"Lihat apa kalian mampu menghentikan saya? katanya.

Para uskup di Filipina telah mengecam Duterte karena menyebut Paus sebagai "anak pelacur" dan bercanda mengenai pemerkosaan misionaris Australia. Gereja Katolik juga baru-baru ini menetang rencana Duterte mengembalikan hukuman mati.

Meski Duterte dibaptis sebagai Katolik, namun penasihat spiritualnya adalah Apollo Quiboloy. Ia merupakan pemimpin Kerajaan Yesus Kristus yakni kelompok agama non-Katolik yang berbasis di Davao. Duterte merupakan mantan walikota Davao yang menjabat selama 22 tahun.

Baca juga, Duterte Presiden Filipina Terpilih yang Merengek di Makam Ibu.

Duterte akan resmi menempati kantor kepresidenan pada 30 Juni. Kepada wartawan ia mengatakan pernyataan kontroversial sepenuhnya berasal darinya. "Saya melakukan semua pemeriksaan tersebut. Saya memutuskan untuk diriku sendiri. Saya tak pernah berkonsultasi dengan siapa pun," kata Duterte.

Duterte sebelumnya bersumpah akan mengakhiri kejahatan dalam enam bulan pemerintahannya. Ia mengakui sedang kesulitan memilih menteri dalam negeri yang akan bertanggung jawab untuk kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement