Jumat 27 May 2016 00:05 WIB

Gubernur Bank Sentral Malaysia Tutup Kasus 1MDB

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Najib Razak
Foto: AP photo
Perdana Menteri Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Gubernur Bank Negara Malaysia Muhammad Ibrahim telah menyimpulkan investigasi kasus penyimpangan dana investasi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).

Pada Selasa, Otoritas Moneter Singapura memerintahkan penutupan Bank BSI Swiss di Singapura selama pelanggaran serius antipencucian uang, buruknya pengawasan manajemen operasional bank dan perbuatan kotor beberapa staf bank.

Otoritas Swiss juga telah membuka proses pidana terhadap perusahaan induk BSI SA berdasarkan informasi yang diungkapkan proses pidana kasus 1MDB dan isu-isu yang diangkat oleh Otoritas Pengawasan Pasar Keuangan Swiss.

Berbicara di sela-sela konferensi perankan di Kuala Lumpur, Muhammad mengatakan, pembayaran penuh dari 1MDB pada Rabu menandai kesimpulan penyelidikan internal.

Namun bank sentral akan membantu badan pengawas lainnya dalam penyelidikan di bawah hukum masing-masing.

"Otoritas Regulasi akan melakukan penyelidikan berdasarkan aturan dan peraturan di berbagai yurisdiksi. Tapi sejauh yang kita prihatin, itu menandai kesimpulan dari penyelidikan kami saat 1MDB telah membayar denda," ujarnya dilansir Channel News Asia, Kamis (26/5).

1MDB didenda yang tidak diungkapkan karena gagal mengembalikan 1,83 miliar dolar AS. 1MDB mengaku telah meginvestasikan uang tersebut di luar negeri setelah Bank Negara membatalkan izin pengungkapan informasi akurat oleh 1MDB.

Sekitar 680 juta dolar AS yang dikatakan telah disetorkan ke rekening bank pribadi Perdana Menteri Najib Razak di AmBank sebelum pemilihan umum terakhir pada 2013.

Jaksa Agung mengatakan, uang itu sumbangan dari keluarga Saudi. Banyak yang telah dikembalikan dan membersihkan Najib dari setiap perbuatan kriminal.

Namun, AmBank didenda 50 juta ringgit Malaysia atau sekitar 12 juta dolar AS pada 2015 oleh bank sentral atas  ketidakpatuhan. Mengomentari denda, ketua AmBank Azman Hashim mengatakan itu adalah pelajaran mahal bagi kelompok perbankan. Tetapi mereka tidak bisa menjamin hal seperti itu tidak akan terjadi lagi.

"Bahkan Citibank dan HSBC mendapat kesulitan karena ketidakpatuhan," ujar Azman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement