Kamis 15 Sep 2016 11:01 WIB

Saksi Akui Duterte Perintahkan Pembunuhan Kriminal

Para saksi mata bersaksi dalam rapat Senat mengenai meningkatnya pembunuhan di luar proses peradilan yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam perang lawan narkoba.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Para saksi mata bersaksi dalam rapat Senat mengenai meningkatnya pembunuhan di luar proses peradilan yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam perang lawan narkoba.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang mantan militan Filipina bersaksi di hadapan Senat Filipina. Dia mengatakan saat Presiden Rodrigo Duterte masih menjabat wali kota, Duterte memerintahkan dia dan anggota skuat likuidasi lain untuk membunuh para kriminal dan lawan dengan cara brutal.

Perbuatan tersebut menyebabkan 1.000 orang meninggal dunia. Edgar Matobato (57 tahun) mengatakan dalam rapat dengar pendapat komite Senat yang disiarkan televisi nasional, dia mendengar Duterte memerintahkan sejumlah pembunuhan.

Matobato bahkan mengakui dirinya melakukan penculikan dan serangan mematikan, termasuk terhadap seorang pria yang mereka umpankan ke seekor buaya pada 2007 di Kota Davao.

Belum ada tanggapan dari Duterte atas pengakuan tersebut. Dia menyangkal memiliki peran dalam pembunuhan di luar proses peradilan (extrajudicial).

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement