Rabu 05 Oct 2016 15:50 WIB

Duterte: Rusia dan Cina Bisa Gantikan Amerika Pasok Senjata

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan Amerika tak mau menjual misil dan senjata lainnya kepada Filipina sekarang. Namun baginya ini bukan masalah besar.

"Rusia dan Cina mendukung saya. Rusia dan Cina bisa menggantikan posisi Amerika, menjadi pemasok senjata bagi Filipina dengan mudah," katanya, Selasa, (4/10).

Duterte sangat marah dengan Amerika yang terus mengusik caranya menangani masalah narkoba di Filipina. Kebijakan Duterte perang terhadap narkoba membuat banyak pengedar narkoba mati dibunuh. Ini membuat Amerika terganggu.

Baca: Duterte Minta Obama 'Pergi ke Neraka'

Namun Duterte tak takut dengan Amerika. Bahkan ia mengancam akan menghentikan latihan militer dengan Amerika dan mencari dukungan dari Rusia dan Cina.

Di tempat terpisah, Gedung Putih menyatakan, pihaknya tak mendapatkan informasi formal dari Duterte mengenai perubahan hubungan di antara Amerika-Filipina. Selama ini Amerika merupakan satu-satunya pemasok senjata bagi Filipina. Bahkan dua tahun terakhir, Amerika-Filipina makin rajin melakukan pelatihan militer.

Profesor dari Universitas De La Salle, Richard Javad Heydarian mengatakan, selama ini Filipina sangat tergantung dengan pasokan senjata dari Amerika. "Jika Filipina ingin berpindah haluan dan mulai membeli senjata dari Rusia dan Cina, maka Filipina harus mengubah sistem pengoperasian dan kontrol senjata sesuai dengan sistem Rusia dan Cina," katanya.

Filipina telah menghabiskan dana sebanyak 3,9 miliar dolar AS untuk kebutuhan militernya pada tahun 2015. Jumlah ini naik dari tahun 2010 yang hanya 2,4 miliar dolar AS.

Baca: Rusia Kirim Sistem Rudal S-300 ke Suriah

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement