Jumat 07 Oct 2016 17:57 WIB

Ini Alasan Presiden Santos Raih Nobel Perdamaian

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (kiri) dan Komandan Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) Timoleon Jimenez (kanan) berjabat tangan saat menandatangani perjanjian damai di Havana, Kuba.
Foto: AP Photo/Desmond Boylan
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (kiri) dan Komandan Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) Timoleon Jimenez (kanan) berjabat tangan saat menandatangani perjanjian damai di Havana, Kuba.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dianugerahi Nobel Perdamaian oleh Komite Nobel Norwegia. Ketua Komite Nobel Norwegia Kaci Kullmann Lima mengungkapkan alasan terpilihnya Santos sebagai peraih Nobel Perdamaian tahun ini.

Lima menilai Presiden Santos mampu memprakarsai perundingan dengan pihak pemberontak sosialo FARC sehingga mencapai kesepakatan damai. Santos juga dianggap konsisten dalam mengupayakan proses perdamaian.

Meskipun sebagian besar warga negara Kolombia tak sepakat berdamai dengan pemberontak, Santos tetap teguh mencegah bertambahnya korban jiwa. Hasilnya kedua belah pihak saat ini tetap menghormati gencatan senjata.

Menurut Lima, penghargaan ini seharusnya tidak hanya dilihat sebagai penghargaan untuk Presiden Santos, tetapi juga sebagai penghargaan bagi masyarakat Kolombia.

Baca juga,  Rakyat Kolombia Tolak Perjanjian Damai dengan FARC.

Walau berada dalam permasalahan pelik, masyarakat Kolombia merasa masih ada harapan untuk mencapai perdamaian yang adil. Penghargaan ini juga didedikasikan bagi para korban jiwa yang sudah tidak terhitung jumlahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement