Sabtu 29 Oct 2016 03:03 WIB

Turki Pecat 460 Petugas Keamanan Terkait Percobaan Kudeta

Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pihak berwenang Turki pada Jumat (29/10) memberhentikan 460 anggota dari tugas mereka di angkatan darat, angkatan laut, kepolisian dan penjaga pantai, satu hari sebelum negara itu memperingati hari nasional.

Kementerian Dalam Negeri mengumumkan 153 petugas dicopot dari keanggotaan Kepolisian dan 112 orang dari Komando Penjaga Pantai. Selain itu, Kementerian Pertahanan mengatakan angkatan darat dan angkatan laut Turki memberhentikan 195 anggotanya.

Pemecatan itu dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan gerakan pimpinan ulama Turki, yang bermukim di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, yang dituding Ankara berada di balik percobaan kudeta 15 Juli tersebut. Kedua kementerian mengatakan bahwa, menurut hasil penyelidikan, ada kaitan antara personel-personel yang dikeluarkan itu dengan gerakan Gulen.

Sementara itu, perintah penahanan telah dikeluarkan terhadap 73 pilot militer di 17 provinsi Turki atas permintaan Kantor Kejaksaan Konya pada Kamis, kata laporan media Turki, Yenisafak News. Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengatakan, ia telah mengadakan  pembicaraan yang produktif dengan mitranya dari Amerika Serikat, Loretta Lynch, di Washington tentang ekstradisi Gulen dari AS.

Bozdag, yang didampingi anggota parlemen dari partai oposisi, berangkat ke AS pada Selasa untuk melakukan pertemuan dengan Lynch. Sejak kudeta gagal itu, sudah lebih dari 40.000 orang ditahan karena diduga memiliki kaitan dengan gerakan Gulen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement