Jumat 10 Feb 2017 08:00 WIB

Imam Shamsi Ali dan Tokoh Amerika akan Gelar Solidaritas Muslim AS

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Teguh Firmansyah
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang Muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.
Foto: Brian Snyder/Reuters
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang Muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tokoh Muslim New York, Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali, mengajak warga pada umumnya untuk mengikuti pawai bertema “Today, I Am a Muslim Too” (Hari Ini Saya juga Seorang Muslim). Aksi solidaritas ini akan digelar pada 19 Februari mendatang.

Selain kalangan Islam, gerakan ini juga didukung antara lain Russell Simmons (pengusaha AS) dan Rabbi Marc Schneier (tokoh Yahudi AS). Rencananya, aksi tersebut akan dipusatkan di Times Square, Kota New York.

“Warga New York dari berbagai latar belakang agama dan etnis dipersilakan mengikuti aksi ini pada Ahad, 19 Februari, nanti pukul 12.00-16.00 di Times Square. Beberapa yang sudah menyatakan siap adalah pionir musik hiphop, Russell Simmons, dan sejumlah pemuka agama AS,” kata Imam Shamsi Ali dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/2).

Menurut dia, aksi ini merupakan wujud solidaritas terhadap kaum Muslim AS yang kian mengalami diskriminasi sejak pemerintahan Donald Trump bergulir. Imam Shamsi juga mengutip pernyataan Russell Simmons, yang adalah sahabatnya dalam dunia aktivis kemanusiaan.

Menurut Simmons, hampir seluruh warga non-kulit putih AS kini berada dalam risiko diskriminasi. Sebagai informasi, kini Simmons memimpin Yayasan untuk Kesepahaman Etnis (FFEU) Amerika Serikat.

“Kita sekarang hidup di zaman ketika persatuanlah yang membuat Amerika berjaya. Ini momentum yang spesial untuk seluruh warga AS. Mari bersama-sama menyuarakan cinta kasih terhadap sesama dan juga persamaan hak bagi kita semua,” kata Simmons seperti disampaikan Imam Shamsi Ali.

Unjuk rasa bertajuk “Today I Am a Muslim Too” pernah digelar pada 2010 lalu untuk menangkal Islamofobia akibat insiden WTC 9/11. Saat itu, aksi tersebut ikut didukung tokoh Yahudi AS, Rabbi Schneier, dan berhasil mengumpulkan 5.000 peserta warga New York. Karena itu, bagi Schneier, aksi pada 19 Februari mendatang diharapkan lebih semarak lagi.

Baca juga, Cerita Imam Shamsi Ali Soal Rabi Yahudi Pembenci Islam yang Berubah Pikiran.

Seperti diketahui, semenjak pelantikan Trump sebagai presiden AS ke-45, aksi demonstrasi melanda di penjuru negeri. Para demonstran umumnya menolak Islamofobia dan kebijakan Trump yang melarang imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim.

“Yang kita butuhkan sekarang adalah pengerahan massa di pusat kota, Times Square. Ribuan orang AS, dari semua latar belakang agama dan etnis, datanglah untuk menyuarakan bahwa ‘Kapanpun saudara-saudara Muslim kita didiskriminasi atau jadi korban kebencian, maka saksikanlah, Hari ini saya pun seorang Muslim,’” kata Rabbi Schneier, seperti dikutip Imam Shamsi.

Sosok Imam Shamsi Ali (49 tahun) telah belasan tahun aktif dalam dakwah dan pelbagai kegiatan dialog antarumat beragama di Amerika Serikat. Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu menilai, retorika Donald Trump berbahaya karena telah menuduh kaum Muslim sebagai pihak yang harus diawasi. Padahal, umat Islam AS juga berpegang teguh pada patriotisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement