Sabtu 22 Jul 2017 02:04 WIB

Bentrok dengan Pasukan Israel, Tiga Warga Palestina Tewas

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat berlarian saat kanister gas air mata yang ditembakkan polisi Israel meledak. Sebelumnya mereka melaksanakan shalat jumat  di jalan menuju di Kota Tua Yerusalem tersebut, Jumat (21/7)
Foto: Ronen Zvulun/Reuters
Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat berlarian saat kanister gas air mata yang ditembakkan polisi Israel meledak. Sebelumnya mereka melaksanakan shalat jumat di jalan menuju di Kota Tua Yerusalem tersebut, Jumat (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Warga Palestina mengalami bentrok dengan pasukan Israel di Jerusalem Timur dan Tepi Barat. BBC pada Sabtu (22/7) mengabarkan sebanyak tiga warga Palestina tewas dalam bentrokan tersebut.

Selain itu, ratusan orang juga terluka dalam bentrokan yang terjadi selama beberapa hari di dekat Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina memprotes tindakan tersebut dan semakin tegang setelah dua polisi Israel terbunuh pada Jumat (21/7).

Tiga orang bersenjata Israel menembak petugas di dekat Masjid  Haram al-Sharif. Ribuan polisi dikerahkan di sekitar kompleks tersebut pada dan melarang pria Palestina di bawah usia 50 tahun untuk masuk Masjid Al-Aqsa.

Kementerian Kesehatan Palestina memastikan seorang pria Palestina berusia 17 tahun ditembak mati di dekat lokasi tersebut. Hanya saja, kemeterian Kesehatan Palestina juga belum bisa menentukan siapa yang berada di balik penembakan di daerah Ras al-Amud.

Seorang pria kedua meninggal setelah terluka parah dalam bentrokan Jumat di A-Tur, Jerusalem Timur. Orang ketiga duga tewas setelah ditembak di Tepi Barat. Bentrokan pun meluas ke bagian lain JerusalemTimur, di pos pemeriksaan Qalandia antara Ramallah dan Jerusalem, dan pintu masuk utara Betlehem.

Pasukan Red Crescent Palestina mengatakan hampir 400 orang Palestina terluka dan 92 orang dibawa ke rumah sakit. Lalu juru bicara polisi Israel mengatakan empat petugas mereka terluka.

Setelah pembunuhan polisi Jumat lalu, Israel memasang detektor logam di pintu masuk ke tempat suci tersebut Langkah itu membuat para pemimpin Palestina marah dan itu dinilai merupakan pelanggaran terhadap status quo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement