Kamis 14 Sep 2017 14:31 WIB

Topan Talim Berbelok Jauhi Taiwan Menuju Jepang

Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan akan mencabut peringatan pelabuhan, Kamis (14/9) waktus setempat, setelah topan Talim berbelok menjauh dari negara tersebut dan bergerak menuju Jepang. Hal itu diungkapkan pakar meteorologi setempat.

Namun, ibu kota Taiwan, Taipei, dan kota lain dapat mengalami hujan deras akibat badai tersebut, kata ahli meteorologi tersebut. Beberapa pembatalan penerbangan juga diperkirakan masih bisa terjadi, karena Taiwan bagian Utara dilanda hujan deras.

Topan Talim mengumpulkan kekuatan sejak Rabu saat mendekati kota di Taiwan utara, kata Badan Cuaca Pusat (CWB), namun sekarang bergeser ke utara dan tidak akan menyentuh daratan Taiwan. Topan itu diperkirakan juga tidak sampai ke daratan China, karena mengarah ke Jepang, kata biro tersebut.

Kepulauan Ryukyu di Selatan Jepang mulai merasakan dampaknya, dengan laporan bahwa angin kencang dan curah hujan yang tinggi menyebabkan pemadaman listrik karena angin topan bergolak di laut antara Taiwan dan Jepang dengan kecepatan angin maksimum mencapai 173 km/jam dan hembusan hingga 209 km/jam.

Badan tersebut mengatakan cuaca buruk yang terkait dengan badai masih akan terasa di Utara dan Timur Laut Taiwan pada hari Kamis (14/9). "Dampak Talim tidak separah dari yang diperkirakan banyak pejabat cuaca internasional, termasuk di Taiwan, Amerika Serikat, China, dan Jepang," kata peramal CWB Wang Chun-hsien.

Talim diperkirakan akan mengarah ke Cina, di mana lebih dari 200.000 orang di Provinsi Fujian dan Zhejiang telah dievakuasi, kantor berita resmi Cina Xinhua melaporkan. Perkiraan cuaca CWB saat ini meramalan topan tersebut berbelok ke timur laut menuju pantai barat Jepang, namun kemungkinan bisa berubah arah kembali.

China Airlines dan EVA Airways, dua maskapai terbesar Taiwan, mengatakan akan membatalkan beberapa penerbangan internasional pada hari Kamis dekatnya badai tersebut.

Topan merupakan fenomena alam musiman bagi Taiwan, namun negara bernama resmi Republik Cina tersebut telah meningkatkan persiapan sejak Topan Morakat pada tahun 2009. Morakat adalah topan paling mematikan, yang pernah dicatat negara tersebut, menewasakan hampir 700 orang, sebagian besar akibat longsor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement